TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengaku akan segera membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khusus untuk mengelola sampah menjadi penghasil anggaran daerah.
Dia berkata, di tahun 2022 ini Pemerintah Kota Tasikmalaya akan membuat peraturan daerah (Perda) aneka usaha termasuk pengelolaan sampah bekerjasama dengan para investor.
"Tahun ini kita sudah usulkan perdanya ke DPRD. Jadi semua kegiatan investasi termasuk pengelolaan sampah nantinya akan dikelola oleh perusahaan milik daerah tersebut," ungkap Yusuf kepada wartawan saat peringatan Hari Sampah di Alun-alun Kota Tasikmalaya, Rabu (23/2/2022).
"Nanti akan menjadi sumber tambahan pendapatan daerah kita serta bisa menarik investor dari daerah lain," jelasnya.
Baca juga: Minta Warga Tak Buang Sampah Lagi di Sekitar Tanggul Laut, Camat: Kami Tak Bisa Jaga 24 Jam
Yusuf menyebut, setiap harinya Kota Tasikmalaya mengumpulkan sampah sebanyak 200 ton.
Bahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, saat ini kondisinya sudah kelebihan muatan.
Lahan seluas 5 hektar pun telah disiapkan di sekitar TPA untuk perluasan lahan karena kondisi tumpukan sampah sudah mengkhawatirkan.
"Kita soalnya tak bisa mengandalkan dari APBD saja tentang penanganan sampah di Kota Tasikmalaya. TPA saja sudah overload karena hampir 200 ton per hari sampah. Kita juga siapkan lagi 5 hektar buat perluasannya. Juga, persoalan sampah di suatu daerah itu tak bisa disepelekan, makanya kita ambil solusinya dengan pengelolaan sampah jadi penghasil anggaran," tambah Yusuf.
Selama ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya hanya memiliki armada angkut sampah sebanyak 42 unit dump truk dan armada motor roda tiga.
Langkah ini supaya mengubah paradigma persoalan sampah yang selama ini dinilai hanya berakhir di TPA.
Padahal, di TPA sendiri sampah bisa dijadikan ladang untuk menghasilkan uang jika pengelolaannya benar dan modern.
"Artinya DLH harus mulai bekerjasama dengan pihak lain dalam mengelola sampah," ujar Yusuf.
Jika tak dilakukan pembentukan BUMD khusus, lanjut Yusuf, lama kelamaan permasalahan akan terulang yakni TPA kehabisan lahan dan tak bisa menampung lagi karena terus ditumpuki sampah.
Saat ini, DLH sedang bekerjasama dengan perusahaan swasta yang hendak mengelola sampah jenis plastik. Mereka masih mencari lahan pengolahan yang nantinya akan disediakan oleh Pemkot Tasikmalaya.
"Di kita tumpukan sampah ini dan dari ratusan ton sampah tiap harinya tercatat 30 persennya jenis plastik. Adapun plastik kalau diolah dan hanya ditumpuk di TPA itu akan susah larut dengan tanah. Jadi nanti tak numpuk lagi di TPA," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.