Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Harian Capai 200 Ton, Pemkot Tasikmalaya Bentuk BUMD Pengelolaan Sampah

Kompas.com, 23 Februari 2022, 19:21 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengaku akan segera membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khusus untuk mengelola sampah menjadi penghasil anggaran daerah.

Dia berkata, di tahun 2022 ini Pemerintah Kota Tasikmalaya akan membuat peraturan daerah (Perda) aneka usaha termasuk pengelolaan sampah bekerjasama dengan para investor.

"Tahun ini kita sudah usulkan perdanya ke DPRD. Jadi semua kegiatan investasi termasuk pengelolaan sampah nantinya akan dikelola oleh perusahaan milik daerah tersebut," ungkap Yusuf kepada wartawan saat peringatan Hari Sampah di Alun-alun Kota Tasikmalaya, Rabu (23/2/2022).

"Nanti akan menjadi sumber tambahan pendapatan daerah kita serta bisa menarik investor dari daerah lain," jelasnya.

Baca juga: Minta Warga Tak Buang Sampah Lagi di Sekitar Tanggul Laut, Camat: Kami Tak Bisa Jaga 24 Jam

Yusuf menyebut, setiap harinya Kota Tasikmalaya mengumpulkan sampah sebanyak 200 ton.

Bahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, saat ini kondisinya sudah kelebihan muatan.

Lahan seluas 5 hektar pun telah disiapkan di sekitar TPA untuk perluasan lahan karena kondisi tumpukan sampah sudah mengkhawatirkan.

"Kita soalnya tak bisa mengandalkan dari APBD saja tentang penanganan sampah di Kota Tasikmalaya. TPA saja sudah overload karena hampir 200 ton per hari sampah. Kita juga siapkan lagi 5 hektar buat perluasannya. Juga, persoalan sampah di suatu daerah itu tak bisa disepelekan, makanya kita ambil solusinya dengan pengelolaan sampah jadi penghasil anggaran," tambah Yusuf.

Selama ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya hanya memiliki armada angkut sampah sebanyak 42 unit dump truk dan armada motor roda tiga.

Langkah ini supaya mengubah paradigma persoalan sampah yang selama ini dinilai hanya berakhir di TPA.

Padahal, di TPA sendiri sampah bisa dijadikan ladang untuk menghasilkan uang jika pengelolaannya benar dan modern.

"Artinya DLH harus mulai bekerjasama dengan pihak lain dalam mengelola sampah," ujar Yusuf.

Jika tak dilakukan pembentukan BUMD khusus, lanjut Yusuf, lama kelamaan permasalahan akan terulang yakni TPA kehabisan lahan dan tak bisa menampung lagi karena terus ditumpuki sampah.

Saat ini, DLH sedang bekerjasama dengan perusahaan swasta yang hendak mengelola sampah jenis plastik. Mereka masih mencari lahan pengolahan yang nantinya akan disediakan oleh Pemkot Tasikmalaya.

"Di kita tumpukan sampah ini dan dari ratusan ton sampah tiap harinya tercatat 30 persennya jenis plastik. Adapun plastik kalau diolah dan hanya ditumpuk di TPA itu akan susah larut dengan tanah. Jadi nanti tak numpuk lagi di TPA," kata dia.

Selain itu, nantinya BUMD ini akan mewadahi semua bank sampah yang selama ini sudah berjalan oleh semua kalangan masyarakat.

Bank sampah di masyarakat selama ini sudah memiliki manajamen pengelolaan yang baik.

Baca juga: Pemkot Jakarta Utara Akan Sediakan Dua Bak Sampah di Sekitar Tanggul Laut NCICD

"Bank-bank sampah yang ada di masyarakat nantinya akan lebih semangat karena penjualan akhirnya nanti akan terbantu dan cepat lewat BUMD. Kalau sampah plastik nanti produksinya akan menjadi bahan silika serta hebel buat bangunan pengganti batu bata," ujarnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kota Tasikmalaya Deni Diyana, membenarkan upaya kerjasama pengelolaan sampah plastik dengan pihak swasta sedang dilakukan.

Dengan demikian, ke depannya sampah tak akan hanya menumpuk di TPA sebagai jalur akhir penarikan sampah di tiap rumah warga.

"Saya mohon maaf jika masih ada tumpukan-tumpukan sampah di beberapa titik Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Karena beberapa armada mengalami kerusakan dan sedang dilakukan perbaikan. Kita berusaha secapat mungkin menarik sampah di warga," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau