Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perajin Kampoeng Radjoet Binong Jati Bandung Bangkit dari Pandemi hingga Raih Omzet Miliaran Per Bulan

Kompas.com - 06/04/2022, 06:05 WIB
Putra Prima Perdana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

"Pas pandemi melonjak, pasar-pasar pada tutup. Kita harus putar otak, akhirnya dicobalah beralih ke digital. Awalnya memang sulit, tapi lama-lama jadi bisa baca polanya, yang penting main di konten dan branding," akunya.

Dari penjualan digitalisasi yang dilakukan sejak dua tahun ke belakang, Eka mengatakan, para perajin rajut kini mampu meraup omzet miliaran rupiah per bulannya.

"Dari jualan online, usaha saya sendiri saja semasa pandemi minimal Rp 1 miliar per bulan. Kalau Kampoeng Radjoet ini bisa lebih, berkali lipat, karena kita upload juga lewat marketplace," ungkapnya.

Lantaran kini pakaian rajut tengah digandrungi, Eka mengatakan, Kampoeng Radjoet Binong Jati kebanjiran pesanan di masa pandemi.

Contohnya di bulan Ramadhan ini, penjualan di Kampoeng Radjoet Binong Jati mengalami kenaikan penjualan.

Jika dianalisis, lanjut Eka, sejak terjun ke dunia digital dalam satu tahun penjualan produk-produk rajut di Kampoeng Radjoet Binong Jati bisa tiga kali mengalami kenaikan.

Jika dulu 90 persen pemasukan berasal dari penjualan offline dan 10 persen dari online, kini sebaliknya.

Baca juga: Istri Bupati Kendal Minta Kepala Dinas Beli Parsel Produk UMKM

 

Penjualan lewat online dan marketplace menjadi ceruk utama mesin-mesin di Kampoeng Radjoet Binong Jati tetap hidup.

"Terutama di Ramadhan ya, itu pasti. Khususnya di pakaian kasual dan hijab yang biasanya pembeliannya naik. Para reseller saya dari TKI dan TKW di Singapura dan Malaysia juga sering minta tambah stok. Kita juga sempat ekspor 50.000 lusin kupluk ke Amerika," tuturnya.

Agar bisa memenuhi tingginya permintaan, Eka mengatakan, para perajin rajut harus mulai beralih dari mesin rajut konvensional menjadi mesin rajut komputer.

Namun karena SDM di Binong Jati belum ada yang bisa mengoperasikan mesin rajut komputer, maka mesin rajut konvensional masih jadi pilihan utama.

"Sehari itu bisa jadi satu lusin kalau pakai mesin manual. Kalau kita pakai computerized bisa tiga kali lipatnya atau lebih. Tapi tentu SDM-nya harus diupgrade juga. Harus tahu cara mengoperasikan mesin komputer ini," imbuhnya.

Bahan Baku Mahal

Tingginya permintaan produk-produk rajut ternyata bukan tanpa kendala. akhir-akhir ini para perajut dihadapkan dengan harga bahan baku benang acrylic wool yang semakin mahal.

"Ya ini dampak dari demand atau permintaannya fesyen rajut naik juga. Jadi, bahan bakunya pun naik," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

Bandung
Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk 'Naik Kelas'

Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk "Naik Kelas"

Bandung
Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Bandung
Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Bandung
Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Bandung
Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Bandung
Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Bandung
Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Bandung
Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Bandung
Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan 'Driver' Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan "Driver" Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Bandung
Saat Menjalani Pemeriksaan Kejiwaan, Tersangka Mutilasi Justru Tanya Kondisi Keluarga dan Istri

Saat Menjalani Pemeriksaan Kejiwaan, Tersangka Mutilasi Justru Tanya Kondisi Keluarga dan Istri

Bandung
Tersangka Kasus Mutilasi Istri di Ciamis Dirujuk ke RSJ Cisarua

Tersangka Kasus Mutilasi Istri di Ciamis Dirujuk ke RSJ Cisarua

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com