Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cendol Elizabeth, Kuliner Legendaris Bandung yang Muncul Hanya Saat Ramadhan

Kompas.com - 16/04/2022, 14:21 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Bahkan minuman es Cendol Elizabeth ini pun sempat menjadi hidangan pilihan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Inggris Elizabeth Truss di Gedung Creative Center, Kota Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Emil ingin memperkenalkan cendol Elizabeth yang terkenal di Jabar itu kepada Elizabeth, yang kemudian dikenal dengan nama diplomasi es cendol.

"Jadi kekhasan sendiri tiap ramadhan ada pedagang cendol yang berjajar di sepanjang otista, menambah semarak ramadhan," kata Fauzi.

Lampu penerangan di sepanjang jalan mulai dinyalakan, tanda mentari mulai surut siap ditelan cakrawala. Usai membeli cendol, Fauzi bergegas kembali ke motornya, menyalakan dan segera pergi sebelum adzan berkumandang.

Sementara itu, Dedi (27) pedagang cendol di Jalan Otista mengaku sudah berjualan selama lima tahun, namun hanya membuka lapak cendolnya setahun sekali, yakni di bulan Ramadhan.

"Setahun sekali jual cendol, sudah lima tahun," ucap Dedi sambil melayani konsumennya.

Warga Lio Genteng, Kota Bandung, Jawa Barat ini mengaku membuat sendiri cendol yang dijualnya dengan roda itu. Setiap bungkusnya, dijual seharga Rp 20.000. Selama bulan Ramadhan, Dedi membuka cendol dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB malam.

"Biasanya habis tiga kilogram, ya sekitar 50 kantong plastik," ucap Dedi.

Baca juga: Sejarah Es Cendol Elizabeth, Kuliner Khas Bandung untuk Diplomasi

Tentu, bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang berkah bagi pedagang cendol di Jalan Otista. Menurut Dedi, di sepanjang jalan ini bahkan ada puluhan pedagang cendol berjejer menjajalkan cendol yang diberi nama serupa, 'cendolElizabeth'.

"Biasanya yang beli rame pas pertengahan ramadhan kaya gini, ya saya tawarkan sama pengendara motor yang lewa jalan otista," ucapnya.

Dedi mengaku yang menjual cendol di keluarganya ini tak hanya dirinya saja, tapi juga saudara dan keluarga lainnya juga.

"Keluarga berjualan, keluarga besar," katanya.

Meski dalam kondisi pandemi, penjualan cendol miliknya tetap laris meski tak seperti dalam kondisi normal.

"Iya lumayan, masih ada yang beli," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com