BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Keluarga korban pembunuhan sadis di Kampung Gunung Bentang RT 04 RW 14, Desa Jayamekar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyesalkan sikap polisi yang tidak merespons laporan terkait adanya teror dari terduga pelaku.
Diberitakan sebelumnya, ibu muda anak satu berinisial WS (31) menjadi korban pembunuhan sadis seorang duda berinisial M yang tak lain tetangganya sendiri.
Aksi penganiayaan yang dilakukan M, terjadi pada Minggu (8/5/2022) di kediaman korban.
Korban dianiaya menggunakan belati sehingga mengalami luka sayatan di bagian leher dan di bagian perut.
Baca juga: Polisi Sebut Pembunuhan Ibu Muda di Padalarang Bandung Terencana
Ayah korban, Ujang Mimin (65) mengatakan, pelaku menggedor-gedor dan mengitari rumah selama tiga hari berturut-turut sejak malam takbir lebaran.
Korban dan keluarganya mendapat ancaman verbal dari M bahwa mereka akan dibunuh. Khawatir dengan ancaman itu, keluarga didampingi Ketua RW setempat kemudian melapor ke Polsek Padalarang.
"Anak saya takut keluar rumah karena diancam. Saya sama adik korban, Ketua RW, dan Ketua RT datang ke Polsek Padalarang pada hari Selasa malam Rabu," kata Ujang saat ditemui di rumahnya, Selasa (10/5/2022).
Di kantor kepolisian, Ujang melaporkan adanya teror yang dilakukan terduga pelaku terhadap keluarganya.
Baca juga: Jalan Arteri Cipatat-Padalarang Bandung Padat, Imbas One Way di Tol Japek
Teror yang dilakukan pelaku juga cukup membuat risih keluarga korban. Beberapa bagian rumah mengalami kerusakan akibat ulah pelaku.
Namun, kerusakan yang diakibatkan oleh aksi teror pelaku tidak cukup meyakinkan polisi. Laporan terkait teror dan permintaan perlindungan dari kepolisian pun tidak membuahkan hasil.
"Di Polsek gak ditanggapi. Kata petugas Polsek harus ada kerugian dulu senilai Rp 2 juta," jelas Ujang.
Keluarga Ujang selalu dihantui bayang-bayang pelaku. Korban WS pun tidak berani keluar rumah sama sekali setelah teror yang dilakukan pelaku bertubi-tubi.
Hingga lima hari berselang, pelaku berhasil mencuri waktu untuk masuk dan menghabisi nyawa korban.
"Selang lima hari kemudian kejadian. Saya dan istri saya sedang berada di kebun. Anak saya di rumah sendirian," tutur Ujang.
Bantahan Polisi
Berbanding terbalik, Kanit Reskrim Polsek Padalarang, Iptu Ecep Karniman membantah pernyataan keluarga korban. Menurutnya, tidak ada laporan resmi yang masuk terkait teror tersebut.
"Tidak ada laporan resmi kepada kami. Intinya saat ini kita sedang fokus kepada pengungkapan kasus masalah itu," kata Ecep saat dihubungi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.