Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Terpapar PMK di Garut Bertambah Jadi 381, Pemkab Ajukan Status Wabah

Kompas.com - 12/05/2022, 19:13 WIB
Ari Maulana Karang,
Reni Susanti

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Jumlah ternak sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di Garut terus bertambah.

Data Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, hingga Kamis (12/5/2022), jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 381 ekor, naik dari sebelumnya 299 ekor.

"Se-Kabupaten Garut yang dinyatakan positif 381 ekor ini tersebar di sembilan kecamatan, iya ada penambahan,” jelas Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, saat meninjau kandang ternak sapi di Desa Kandangmukti, Kecamatan Leles, Kamis. 

Baca juga: Harga Sapi di Kota Malang Naik di Tengah Wabah PMK

Mengingat jumlah ternak yang terpapar PMK terus bertambah, Pemkab Garut melalui Provinsi Jawa Barat telah mengajukan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian agar hal ini ditetapkan sebagai wabah.

“Ini sudah kita usulkan dan pak gubernur sudah mengusulkan ke kementerian agar ini ditetapkan sebagai wabah, karena penetapan statusnya di kementerian,” katanya.

Helmi menuturkan, kasus PMK di Garut, pertama kali ditemukan pada hari raya Idul Fitri.

Setelah mendapat laporan tersebut, pemerintah membantu para peternak dengan obat-obatan dan ada juga yang memakai obat-obatan herbal.

“Sekarang saya lihat sudah pada sembuh, tinggal yang di kaki sedikit, kalau mulut sudah sembuh," ucap Helmi.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Sofyan Yani mengaku, penyebaran PMK di Garut terbilang cukup cepat.

Baca juga: Tak Hanya Boyolali, Sejumlah Daerah di Jateng Ditemukan Kasus Sapi Terjangkit PMK

 

Dari awalnya hanya 173 ekor, saat ini berkembang hingga menjadi 381 ekor dari jumlah total populasi di 9 kecamatan yang diambil sampelnya. Adapun total populasi sapi di Garut mencapai 17.000 ekor. 

“Kami terus melakukan sosialisasi menyangkut bio security kandang atau pengamanan kandang dari mulai pakan, ternak, hingga orangnya disterilkan dan juga lalu lintas orang,” katanya.

Pembatasan lalu lintas orang di kandang, menurut Sofyan, sangat penting karena orang juga bisa menjadi pembawa virus lewat baju yang dikenakannya.

Karena itu, jika ada orang berkunjung ke satu kandang, jangan berkunjung ke kandang lainnya.

“Penyebarannya itu bisa melalui orang, lewat baju dan udara,” tutur dia.

Baca juga: Ribuan Sapi di Jawa Timur Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku, Apa Itu?

Saeful (45), peternak sapi di Desa Kandangmukti, Kecamatan Leles mengungkapkan, awal mula terdeteksinya PMK pada sapi miliknya diketahui pada hari raya Idul Fitri.

Padahal, semua sapi yang ada di kandangnya sebanyak 36 ekor adalah sapi lama, bukan sapi yang baru didatangkan.

“Kemungkinan dari tetangga, kemarin ada yang baru beli sapi,” katanya.

Saeful mengaku, semua sapi miliknya sebanyak 36 ekor terpapar PMK. Bahkan, 10 di antaranya harus dipotong.

Namun, setelah kurang lebih 10 hari, kondisi sapi-sapinya yang terpapar PMK terus membaik setelah diberi pengobatan dengan obat herbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Bandung
2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

Bandung
Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Bandung
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Bandung
Banjir Luapan Sungai Citanduy Terjang Tasikmalaya, 900 KK Mengungsi

Banjir Luapan Sungai Citanduy Terjang Tasikmalaya, 900 KK Mengungsi

Bandung
Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com