Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ujang Kehilangan Kerbau Harta Satu-satunya, Tak Berani Lapor Polisi Takut Ada Biaya

Kompas.com - 13/05/2022, 15:09 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ujang (36 tahun) mesti mengikhlaskan satu-satunya kerbau miliknya, lantaran hilang digondol maling.

Ironisnya, kerbau yang selalu digunakan Ujang membajak sawah itu, ditemukan sudah tak bernyawa.

Dagingnya sudah habis diambil, hanya sisa kepala, tulang iga, dan tulung punggung saja.

"Jadi ketahuan itu udah mati, dipotong di tempat yang disisain kepala sama tinggal tulang-tulangnya aja," kata Ujang ditemui, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: Peternak di Blitar Diimbau Tak Panic Selling Imbas Wabah PMK

Warga Kampung Cimanis RT 03 RW 08 Desa Mangonjaya, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini trauma akibat kehilangan kerbaunya.

Pasalnya, selain menjadi alat untuk mencari nafkah, kerbau miliknya itu merupakan satu-satunya barang berharga yang ia miliki.

"Awalnya punya tiga ekor, dua sudah laku dijual, sisa satu tapi sekarang udah dicuri, jadi gak punya lagi," tuturnya.

Jika dirupiahkan, kata Ujang, harga satu ekor kerbau mencapai Rp 16 juta sampai Rp 20 juta.

"Harganya lumayan, untuk penghidupan, apalagi kerbau punya saya itu kondisinya baik," kata Ujang.

Kronologi

Seperti biasa, selepas pulang dari sawah pada Kamis (12/5/2022) pukul 12.00 WIB, Ujang berniat mencari rumput untuk kerbau miliknya.

Sebelum pergi mencari rumput, Ujang sempat bertanya pada sang ayah ihwal keberadaan kerbaunya.

Hal itu dilakukan lantaran sebelum berangkat ke sawah pagi hari, ia tak sempat mengecek kandang yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Ketika mengecek ke kandang, kerbau miliknya sudah raib, hanya tinggal tali bekas mengikat.

"Pulang dari sawah, saya mau cari rumput tapi waktu dicek kerbaunya udah gak ada, saya nanyain ke bapak saya jawabannya gak tau, kata bapak saya mungkin kabur, karena tali buat mengikat kerbaunya sudah gak ada," beber dia.

Baca juga: Polisi Hentikan Penyidikan Kasus Pembunuhan Ibu Muda di Bandung Barat

Mengetahui kerbaunya hilang, Ujang meminta bantuan warga untuk mencarinya. Ia mengatakan, hampir satu RT ikut mencari keberadaan kerbau miliknya.

"Nyarinya dibantu sama warga hampir satu RT," beber dia.

Ujang menuturkan, kerbaunya di temukan di desa sebelah, tepatnya di Kampung Kiara Payung, Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran.

Awalnya, warga yang ikut mencari melihat ada jejak kaki kerbau, kemudian diikuti sampai ke lokasi ditemukannya bangkai kerbau milik Ujang.

"Ketahuan itu, karena ada jejak kerbaunya di jalan-jalan sawah. Muter ke sawah, ke lapang, ketahuan Kepalanya dulu," ujar Ujang.

Kerbau diperkirakan dicuri dari kandang pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 pagi.

"Sempat ada yang ronda, waktu jam 00.00 malem mereka liat kerbau saya masih ada di kandang," tutur dia.

Baca juga: Akhir Tragis Terduga Pembunuh Ibu Muda di Bandung Barat, Memilih Gantung Diri, Jenazahnya Ditolak Warga

Selain menemukan bangkai kerbaunya, Ujang dan warga sekitar menemukan perkakas bekas mengeksekusi di TKP seperti golok dan tang besar.

"Kemungkinan 4 sampai 6 orang yang motong, kayanya di potong subuh, dan dagingnya dijual ke pasar," ungkapnya.

Pelaku yang sama

Ia mengatakan, pencurian kerbau di wilayahnya kerap terjadi. Termasuk yang dieksekusi di tempat.

Biasanya, kata Ujang, maling hanya membawa kerbau hidup-hidup kemudian menjualnya ke bandar kerbau.

"Sempat ada kejadian yang sama kerbaunya diambil kemudian dipotong di tempat, sekarang kejadian lagi. Biasanya cuma dibawa hidup aja," jelasnya.

Sementara, pihaknya menduga pelaku merupakan komplotan yang sama pernah beraksi sebelumnya.

Selain itu, sebelum kerbaunya hilang dan ditemukan tewas, sepekan sebelum Lebaran sempat ada orang yang datang ke rumahnya menanyakan apakah kerbau miliknya akan dijual.

"Belum ketauan dari dulu juga. Tapi kalau yang sekarang sempat ada yang nanyain pake motor vixion warna putih dan merah gak ada plat nomernya, nanyain mau dijual apa enggak, tapi nanyain ke ibu saya. Kata Ibu saya gak akan dilepas (gak dijual), saya gak kenal, bukan bandar kerbau," beber dia.

Tak Lapor Polisi

Menurutnya, setiap warga di Kampung Cimanis yang kehilangan kerbau enggan melapor ke polisi.

Rata-rata, karena khawatir dikenakan biaya atau mendapatkan pelayanan yang lama.

Bahkan, ia pun tidak melaporkan kejadian yang dialami. Ujang hanya melapor ke RW, terkait hal itu. Selebihnya ia menganggap kejadian itu sebagai musibah.

Tak hanya itu, sejak kehilangan kerbaunya, tak ada satupun pihak Desa yang datang untuk mengecek atau bersimpati padanya.

"Gimana mau lapor, takut keluar uang. Jangankan lapor, pihak desa nya aja gak ada yang datang berkunjung atau bersimpati aja. Kalau datang mah pengen lapor, yang dulu-dulu juga sama gak lapor. Kita cuma lapor ke RW, pak RW-nya malah ikut nyari," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com