Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Penculikan 10 Anak di Bogor dan Jakarta Klaim Terlibat Bom Thamrin, Benarkah?

Kompas.com - 13/05/2022, 18:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Tersangka penculikan 10 anak di Bogor dan Jakarta mengaku sempat dipenjara terkait kasus terorisme.

Berdasarkan keterangan terbarunya, pria berinisial ARA (27) tersebut mengeklaim terlibat pengeboman di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, ada 2016.

Dalam bom Thamrin, ia mengaku bertugas sebagai perekrut calon “pengantin” atau pelaku bom bunuh diri.

ARA juga mengaku terlibat dalam kerusuhan Jakarta setelah pengumuman hasil Pemilu 2019.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan, polisi akan mengecek pernyataan tersangka penculikan anak tersebut.

"Namun, terhadap keterangan tersebut, kami sedang melakukan cross check dengan data dan fakta-fakta yang kami miliki di database Polri," ujarnya, Jumat (13/5/2022), dikutip dari Tribunnews Bogor.

Menyangkut pernyataan ARA seputar kegiatan terorisme, Polres Bogor bakal melibatkan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri.

Baca juga: Penculik 10 Anak di Jabodetabek Mengaku Mantan Napi Terorisme

Pandangan pengamat

Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta, memberikan pandangannya terkait klaim tersangka penculikan anak itu sempat terlibat aksi terorisme.

Stanislaus menjelaskan, selain faktor ideologis, ada sejumlah motif yang membuat seseorang bergabung dengan kelompok teroris, salah satunya motif pelarian.

Orang-orang yang bergabung dengan kelompok teroris sebagai tempat pelarian biasanya berlatar belakang kriminal, memiliki masalah, hingga sekadar ingin eksis.

Mengenai sosok ARA, Stanislaus memandang tersangka penculikan anak itu mempunyai motif pelarian.

“Saya memandang dia bukan teroris dengan ideologi kuat dan bukan militan kuat. Saya rasa dia hanya ikut-ikutan saja,” ucapnya ketika dihubungi Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Penculik 10 Anak di Bogor Pernah Ikut Pelatihan Teroris di Poso, Ini Penjelasan Polisi

 

Bagi seorang yang bergabung dengan kelompok teroris sebagai tempat pelarian, orang itu akan menunjukkan watak aslinya begitu keluar dari kelompok.

Watak asli itu terlihat dengan melakukan tindakan kriminal non-ideologis.

“Tindakan kriminalnya pun motifnya bukan ideologi, mungkin bisa saja motif ekonomi,” ungkap Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia ini.

Selain itu, Stanislaus memandang ARA bergabung dengan kelompok teroris karena butuh eksistensi dan butuh tempat untuk survive.

Baca juga: Kasus Penculikan 10 Anak Laki-laki, Pelaku Beraksi di 12 TKP di Bogor, Tangerang, hingga Jakarta

Adapun soal klaim ARA pernah mengikuti pelatihan teroris di Poso selama tujuh bulan, Stanislaus juga mempertanyakan itu.

“Kita belum tahu yang sebenarnya. Bisa saja dia ngaku-ngaku saja. Atau katakanlah dia memang berada di Poso, tetapi dia bisa saja hanya sebagai pembawa logistik,” tuturnya.

Oleh karena itu, Stanislaus mendukung dilibatkannya Densus 88 untuk memeriksa klaim-klaim tersangka penculikan anak tersebut.

Baca juga: Motif Penculikan 10 Anak di Bogor Masih Misterius, Pelaku Mengaku Polisi dan Satgas Covid, Bawa Tas Polda Metro Jaya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com