Namun sayang, sebagian kawasan Stone Garden menjadi korban pertambangan. Pemerintah pun turun tangan untuk lebih mengetatkan kegiatan pertambangan di sana.
Walau masih terdapat kekurangan namun setidaknya itu bisa menjadi itikad baik untuk melestarikan jejak prasejarah di tempat itu.
Museum Geologi Bandung menjadi salah satu tempat wisata prasejarah yang dianjurkan untuk dikunjungi. Museum yang didirikan 16 Mei 1928 itu menyedot atensi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Koleksi dari museum Geologi Bandung beragam mulai berbagai jenis fosil. Jejak-jejak kehidupan itu tersusun dengan rapi di dalam bangunan dengan gaya arsitektur Eropa.
Saat memasuki pintu masuk utama museum, wisatawan akan langsung disuguhkan dengan fosil dari gajah purba (Stegodon trigonocephalus).
Di ruang sisi timur museum tersimpan sejarah perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup di Bumi dari masa primitif hingga modern.
Salah satu pajangan yang atraktif di ruangan tersebut adalah replika fosil dari kadal pemburu raksasa, Tyrannosaurus Rex Osborn.
Baca juga: Museum Geologi Bandung Akan Kembali Dibuka, Ini Syarat bagi Pengunjung
Di sana juga terdapat fosil-fosil hewan laut purba, seperti hiu raksasa megalodon hingga fosil moluska.
Sejarah perkembangan manusia purba, baik fosil tengkorak hingga peralatannya juga tersimpan di Museum Geologi Bandung.
Tak hanya soal makhluk hidup, di sini wisatawan juga belajar tentang bebatuan, mineral, hingga bencana alam geologis secara interaktif.
Museum Geologi Bandung terletak di Jalan Diponegoro Nomor 57, Bandung. Lokasinya sangat dekat dengan Gedung Sate yang menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
Harga tiketnya pun murah, untuk pelajar ditarif Rp 2.000, wisatawan lokal Rp 3.000 dan wisatawan asing Rp 10.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.