Namun demikian, diakui Naufal, produk daur ulang belum begitu familier di kotanya sehinggga memilih platfrom digital.
"Sejauh ini yang order kebanyakan dari luar daerah, dari kota-kota besar seperti Bogor, Jakarta, dan Bandung," ujar sarjana desain produk ini.
Menurutnya, apa yang dijalani saat ini bukan persoalan bisnis semata, melainkan untuk turut mengampanyekan gaya hidup bebas sampah.
“Sampah jenis ini sulit terurai, kalaupun bisa butuh puluhan hingga ratusan tahun. Jadi, alangkah bijaknya kalau mulai mendaur ulang limbahnya, kalau tidak bisa setidaknya mengurangi pemakaiannya," terang dia.
Baca juga: Kementerian LHK Temukan 16 Produsen Tahu Sidoarjo Masih Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik
Dalam waktu dekat, After Waste akan menerbitkan katalog desain produk berbahan dasar limbah plastik untuk dibagikan kepada masyarakat.
"Jadi, kalau mengumpulkan sampah sekian kilo itu bisa jadi produk apa saja. Itu kira-kira gambaran isi dari katalog nanti, sedang saya susun," ujar Naufal.
Produk-produk After Waste dibanderol di kisaran harga Rp 25.000 hingga Rp 10 juta. Dalam sebulan, omzet mereka mencapai belasan juta rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.