"Pemahaman kami sekarang sudah kembali ke NKRI. Dulu kami sempat jatuh kepada pemahamanan radikal. Bahkan dulu kami sempat menganggap upacara ini adalah sebuah ritual yang syirik," ujar dia.
Gilang mengaku setelah mendapatkan pemahaman dan bimbingan selama ini, baru mengetahui kalau kegiatan ini merupakan penghormatan simbol bangsa dan negara serta bendera merah putih.
Baca juga: Kisah Bang Jack, Eks Napiter Perakit Bom Bali 1 yang Kini Sukses Jualan Soto
Juga, dalam upaya penghormatan kepada para pejuang pendahulu untuk memerdekakan Negara Indonesia dari genggaman para penajajah.
"Ini sebagai bukti cinta kami kepada merah putih. Jadi ini inisiatif eks napiter. Kami membuktikan bahwa kami telah berubah. Sekarang kami paham dan ini bentuk cinta kita terhadap negeri Indonesia," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang