Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Merdeka Bandung, Tempat Bersejarah bagi Dunia, Rusak, Atap Bolong dan Air Merembes

Kompas.com, 23 September 2022, 11:32 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Salah satu gedung paling bersejarah bagi dunia, Gedung Merdeka, di Kota Bandung, Jawa Barat, rusak.

Baca juga: Video Viral Gedung Merdeka Rusak dan Bocor, Pengelola: Saat Ini Sedang Diperbaiki

Dari luar, gedung yang dijadikan lokasi Konferensi Asia Afrika ini memang tampak baik-baik saja sehingga sering dijadikan sebagai lokasi berfoto wisatawan. Namun di dalamnya, kerusakan tampak di beberapa bagian bangunan.

Baca juga: Pemrpov Jabar Siapkan Dana Rp 4,1 Miliar Perbaiki Kerusakan Gedung Merdeka

Baca juga: Duduk Perkara Edy Rahmayadi Vs Golkar, Berawal dari Kritik Proyek Rp 2,7 Triliun

Berdasarkan pemantauan langsung di lokasi, kerusakan bangunan utamanya terdapat di sayap barat gedung, yakni deretan ruang-ruang VVIP. Bahkan sebagian sedang dalam proses renovasi.

Baca juga: Memburu Apin, Bos Judi Terbesar di Sumut yang Kabur ke Singapura di Hari Penggerebekan

Di semua ruangan VVIP, sejumlah ember diletakkan di sejumlah titik untuk menampung tetesan air dari atap yang bocor.

Ruang-ruang VVIP juga memiliki langit-langit yang sudah bolong serta tembok mengelupas.

Kursi, meja, dan lemari, terpaksa digeser ke titik yang tidak dijatuhi tetesan air saat hujan.

Petugas Gedung Merdeka saat menadah air hujan dengan ember.KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Petugas Gedung Merdeka saat menadah air hujan dengan ember.

Tidak hanya di ruangan VVIP, kerusakan pun terjadi di sekitar toilet.

Parahnya, dinding bagian barat dari aula paling ikonik di Gedung Merdeka, yang dijadikan tempat Konferensi Asia Afrika, mengalami kerusakan sehingga bagian dalam dindingnya terlihat jelas.

Hal ini membuat miris masyarakat, di antaranya pengunjung Museum Asia Afrika dan wisatawan yang mengunjungi kawasan Braga.

Bagian plafon di Gedung Merdeka, Kota Bandung rusak dan tak terawat.KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Bagian plafon di Gedung Merdeka, Kota Bandung rusak dan tak terawat.

Warga yang tengah mengunjungi Bandung, Hindra (28), mengatakan, sangat menyayangkan gedung bersejarah ini mengalami kerusakan.

"Kalau museumnya sih bagus ya, tapi pas lihat ada tembok bolong di aulanya, kasihan juga. Perawatannya bagaimana ini. Harusnya jadi perhatian, ini kan gedung penting. Sepintas sih oke saja, tapi kalau diperhatikan, memang ya sudah butuh tindakan," kata warga Bogor ini, Kamis (22/9/2022).

Hal serupa juga disampaikan warga Kabupaten Bandung, Dhiya Zain (17).

Ia merasa khawatir kerusakan yang terjadi terus merambat ke bagian lainnya di gedung bersejarah tersebut.

"Banyak yang bilang kalau merenovasi gedung heritage itu ribet. Tapi jangan sampai lah jadi harus mengorbankan gedung bersejarah, hanya karena urusan administrasi. Saya harap cepat diperbaiki ya. Ini gedung penting," katanya.

Zain mempertanyakan kondisi bangunan di kawasan Braga dan Asia Afrika yang sudah usang. Ia khawatir nasib gedung-gedung ini sama seperti Gedung Merdeka.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau