Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Bobotoh Tuntut Benahi Distribusi Tiket Sempat Memanas, Terduga Copet Ditangkap

Kompas.com - 28/09/2022, 19:18 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Ratusan bobotoh dari berbagai daerah berkumpul di Graha Persib, Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, untuk melakukan aksi protes pada Rabu (28/9/2022).

Melalui aksi tersebut, Bobotoh menyampaikan tuntutan terkait penjualan tiket pertandingan Persib melawan Persija.

Bobotoh menilai manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) menerapkan aturan yang menyulitkan Bobotoh yang ingin menonton pertandingan secara langsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (Stadion GBLA) pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Bobotoh keluhkan distribusi tiket

Sebagaimana diwartakan regional.kompas.com, Rabu (28/9/2022), sistem penjualan tiket kandang Persib harus dibeli secara online. 

Setelah itu, e-ticket harus ditukarkan ke tiket fisik (gelang) pada hari pertandingan.

Baca juga: Ketua Frontline Boys Club: Masih Ada Pihak yang Belum Siap dengan Perdamaian Bobotoh dan Jakmania

Bobotoh pun menemui sejumlah kendala saat membeli tiket, mulai dari sistem online yang belum siap karena server penuh hingga sistem penukaran yang dinilai tidak efektif karena setiap orangnya harus menunjukkan KTP. 

Perdana Menteri Viking Persib Club (VPC), Yudi Baduy, mengatakan bahwa pihaknya ingin penjualan tiket untuk komunitas dipermudah.

"Tuntutannya satu, permudah tiket khusus untuk komunitas. Seperti yang sudah-sudah jalan, kolektif saja," kata Yudi, dikutip dari TribunJabar.id, Rabu (28/9/2022). 

Yudi menegaskan, Bobotoh tidak mempersoalkan kuota penonton, melainkan distribusi penukaran tiket.

"Maaf, ini bukan soal kuota, tapi ini soal sistem distribusi. Karena memang kemarin kami mendapatkan kendala ketika komunitas ini harus mengambil tiket satu per satu," jelasnya. 

Baca juga: Jalan Menuju Perdamaian Bobotoh dan Jakmania, VPC Kenang Ucapan Ayi Beutik: Suatu Saat Kita di Muara yang Sama

Menurut Yudi, distribusi tiket yang berlaku saat ini akan menyulitkan rombongan Bobotoh yang datang dari luar kota.

"Dengan kata lain, kalau rombongan kami yang datang satu bus atau dua bus, itu harus mengambil satu-satu. Mengantre dan kebayang kalau dari yang luar kota, bagaimana?" ucap Yudi.

"Itu jadi kendala, apalagi tempat penukarnya dibuka pas hari H. Dari jam 7 sampai 2. Enggak jelas itu waktunya keburu sudah habis," imbuhnya.

Sebelumnya, setiap komunitas Bobotoh akan mendapat jatah kuota penonton sebanyak 8.000.

Jatah kuota tiket tersebut kemudian didistribusikan kepada anggota-anggota komunitas.

Baca juga: Keinginan Bobotoh Tercapai, Pelatih Persib Robert Rene Alberts Mengundurkan Diri

Sistem tersebut yang ingin diberlakukan khusus komunitas karena dianggap lebih mudah dan punya pelayanan yang berbeda. 

“Yang sudah-sudah jalan begitu sebelumnya kita begitu. Misal yang dapat kuota 8.000 kami atur distribusikan oleh kami simpel kok,” kata Yudi. 

Aksi sempat memanas

Aksi protes ini sempat memanas setelah seorang diduga copet tertangkap tangan.

Pelaku diduga copet tersebut beraksi saat massa aksi tengah yang sedang berorasi.

Beruntung, pelaku cepat diamanakan oleh petugas kepolisian yang berjaga. Pelaku pun langsung dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Diduga copet, kami belum tahu. Baru kami amankan," ujar Kapolsek Bandung Wetan, Kompol Asep Saepudin.

Sumber: Kompas.com | Penulis: Kontributor Bola, Adil Nursalam | Editor: Sem Bagaskara | Sumber: Tribun Jabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur, Puluhan Rumah Rusak, Sekampung Diungsikan

Bandung
Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Polisi Buru Penembak Misterius di Bandung, Warga Dengar 4 Kali Tembakan

Bandung
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Bey Sambut Baik Braga Bebas Kendaraan

Bandung
Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Ronal Surapradja Daftar Jadi Calon Wali Kota Bandung ke PDI-P

Bandung
Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada 'Tour Guide' Gratis

Gubernur Jabar Buka Gedung Pakuan untuk Umum, Ada "Tour Guide" Gratis

Bandung
21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

21.000 Warga Jabar Terserang DBD selama 2024, 177 Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Fakta di Balik Bencana Longsor di Garut, Dipicu Hujan Deras dan 3 Warga Tewas

Bandung
Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Longsor di Jalur antara Stasiun Cilame-Sasaksaat, 5 KA Terganggu

Bandung
Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Tim SAR Temukan Korban Terakhir Longsor di Garut, Operasi Ditutup

Bandung
Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Perlu Waspada, Jentik Nyamuk Pun Ada di Wadah Air Dispenser

Bandung
2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

2 Anak yang Tertimbun Longsor di Garut Ditemukan

Bandung
Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Ajak ASN Gunakan Angkutan Umum, Bey Machmudin Pergi Kerja Naik Bus

Bandung
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dipaksa Oknum Polisi agar Tutup Mulut

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com