Menurut dia, perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi Bumi dan seisinya karena dapat memicu krisis sosial ekologis yang luas dan berkelanjutan.
Baca juga: Ruang Kelas Nyaris Ambruk, Siswa SD di Cianjur Terpaksa Duduk Sebangku 4 Orang
Nurhayati menambahkan, selain langkah-langkah tersebut, pihak sekolah melalui pelibatan siswa secara aktif juga melaksanakan program pengolahan dan pemanfaatan limbah secara berkelanjutan.
“Untuk (sampah) jenis anorganik seperti plastik, diolah menjadi produk ecobrick, sedangkan yang organik kita jadikan bahan baku pembuatan ekoenzim,” terang dia.
Sejauh ini, hasilnya telah dimanfaatkan untuk lingkungan sekolah, salah satunya dijadikan ornamen kebutuhan interior dan eksterior.
Nurhayati menegaskan, upaya-upaya yang dilakukan ini tak lebih dari sebuah langkah kecil wujud kepedulian sekolah terhadap masa depan Bumi.
“Pada akhirnya semua upaya ini diharapkan dapat menjadi bagian dari gaya hidup, dan siswa khususnya, bisa menjadi duta lingkungan, setidaknya bagi dirinya sendiri,” ucap Nurhayati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.