BANDUNG, KOMPAS.com - Mendung menggelayut diiringi genangan air sisa hujan semalam membuat sawah karut-marut. Meski demikian, para petani perempuan di Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih terus memanen padi.
Siang itu, tak ada senyum di wajah mereka. Seolah terbawa angin entah kemana. Padahal padi yang ditanamnya sudah menguning dan siap dipanen.
Masing-masing dari mereka fokus untuk menyelesaikan tugasnya. Sebagian memotong ujung padi dengan celurit, sebagian lagi memanen dengan alat yang sama.
Baca juga: Petani di Semarang Mengeluh, 99 Persen Gagal Panen karena Serangan Hama Saat Musim Hujan
Tak ada satu petak sawah pun yang dilewati, berjam-jam menunduk tak membuat mereka menyerah, bak Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) milik TNI AU, para petani perempuan itu bergerak cepat.
Eti Kusaeti (46) salah seorang petani setempat mengatakan, panen kali ini tak segemilang tahun-tahun sebelumnya. Banyak hal yang membuat petani setempat pesimis akan panen bulan ini.
Mulai dari kelangkaan pupuk subsidi hingga cuaca ekstrem dan hama yang datang tiba-tiba kemudian mengacaukan setiap mimpi dan harapan yang sudah ditanam.
"Gimana lagi situasinya gini sekarang mah serba susah, ini juga panen menyelamatkan yang masih bisa diselamatkan saja," katanya di temui, Rabu (19/10/2022).
Belum lagi persoalan menyempitnya lahan yang kalah dengan pembangunan pabrik dan perumahan, menambah kuat para petani untuk berhenti meladang.
Baca juga: Petani di Lampung Dibegal Sepulang Jual Tanah, Uang Rp 70 Juta Raib
Eti mengungkapkan, dari 10 petak sawah yang dia kerjakan, hanya 4 petak yang berhasil di panen bulan ini.
Satu petak sawah berukuran 25x40 meter itu menghasilkan 30 karung goni berisi gabah.
"Dulu kita bisa dapet 30 karung goni, sekarang kalau dikalikan 35 kilogram satu karungnya, sudah pasti dapet satu ton tuh, keuntungan bisa sampai Rp 9 jutaan," jelasnya.
Namun sayang, angka panen yang fantastis tersebut sudah setahun seperti membangun jarak dengan petani.
Salah satu faktor merosotnya jumlah panen padi karena cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Bandung dan sekitarnya beberapa waktu ini.
Hujan dengan intensitas tinggi, kerap membuat jalan-jalan di Tegalluar kebanjiran, akibat meluapnya anak Sungai Citarum yang melintas di wilayah tersebut.
Tak aneh, jika luapan itu juga melanda ladang sawah yang ada di Tegalluar. Banjir ini jelas merusak padi-padi yang siap panen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.