Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemukiman di Bandung Barat Diterjang Banjir Busa Limbah Industri

Kompas.com - 21/10/2022, 17:39 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com-Banjir busa terjadi di Kampung Cibihbul, RT 03 RW 11 Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Peristiwa banjir busa itu pun dibenarkan oleh Riska (30) salah seorang warga Kampung Cibihbul yang menyaksikan kejadian tersebut.

"Betul, kejadiannya sekitar pukul 11:00 WIB, kemarin. Saat hujan besar tiba-tiba sungai jadi berbusa luber ke jalan," ungkap Riska, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Sulap Limbah Pakaian Jadi Kerajinan, Kini Dibanjiri Pesanan Sampai Belanda

Gumpalan busa yang membanjiri permukiman warga itu sontak menggegerkan warga Kampung Cibihbul.

Gumpalan busa itu seketika langsung dibersihkan oleh warga dan Babinsa setempat.

"Peristiwanya enggak lama sekitar 30 menit, karena langsung diberikan Babinsa dan warga," kata Riska.

Sementara itu, Ketua RT 03 Ade Supratman menduga, peristiwa banjir busa itu berasal dari kawasan industri yang berada di wilayah tersebut.

"Ini pertama terjadi di sini. Saya juga enggak tahu dari mana asalnya, yang jelas di desa Gunung Masigit memang banyak aktivitas industri," tutur Ade.

Baca juga: Dedi Mulyadi Marah Lubang Galian Jadi Tempat Sampah dan Limbah Ilegal

Ade berharap peristiwa itu tak terulang kembali, pelaku industri mustinya memperhatikan limbah yang mereka buang agar tidak merugikan masyarakat sekitar.

"Saya harap jangan terulang kembali. Siapa pun pelakunya, mulai sekarang jangan sembarang buang limbah. Mari sama-sama jaga lingkungan," harapnya.

Limbah sisa pencucian dari pabrik

Dari hasil penelusuran, fenomena banjir busa itu berasal dari limbah pencucian tong di pabrik penjernih air yang terletak di RW 11, Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat.

"Jadi itu busa sampo bekas cucian tong pabrik penjernih air di RW 11. Kemarin busanya langsung dibersihkan oleh pegawai pabriknya," kata Kepala Desa Gunung Masigit Tarkopa saat dihubungi. 

Baca juga: Kisah Eko, Sulap Limbah Plastik Jadi Lukisan Kolase Bernilai Seni

Hingga saat ini, pemerintah desa belum menerima laporan terkait dampak negatif dari sungai berbusa.

Baik berupa gatal-gatal, pencemaran lahan pertanian, maupun keluhan warga lainnya.

"Kita belum terima laporan pengaduan dampak negatif. Saya menduga ini enggak akan menimbulkan reaksi negatif karena ini berasal limbah sampo pencucian tong," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com