Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Anak Gagal Ginjal Akut di Tasikmalaya Bukan karena Obat Sirup Dilarang

Kompas.com - 31/10/2022, 15:52 WIB
Irwan Nugraha,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com- Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Uus Supangat mengatakan, kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut misterius di wilayahnya dipastikan bukan karena mengonsumsi obat sirup dilarang Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Uus memastikan, sesuai keterangan keluarga korban, pasien tidak mengonsumsi obat sirup yang selama ini dilarang oleh Kemenkes.

"Kalau ciri-ciri paling menonjol sesuai kasat mata, kepada orang tua yang anaknya sedang demam (sakit), waspada jika anak tak berkemih (tidak kencing). Seperti kasus kematian anak akibat acute kidney injury (di Kota Tasikmalaya) diketahui tak berkemih saat sakit," jelas Uus kepada wartawan lewat telepon, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Bayi 11 Bulan di Tasikmalaya Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut, Awalnya Demam, 3 Hari Kemudian Tewas

Uus melanjutkan, kasus kali pertama kematian anak akibat gagal ginjal di wilayahnya diketahui pasien 2 hari saat demam tak berkemih.

Masyarakat dan orangtua diminta untuk tidak khawatir mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter karena gagal ginjal akut misterius bukan hanya akibat obat sirup yang dilarang saja.

"Kalau gagal ginjal ini bukan obatnya yang berbahaya, tapi pengikatnya, pelarutnya yang tercemar ke obat. Misalkan paracetamol kalau sirup tidak ada, kan masih ada yang tablet dan kebutuhan air serta nutrisinya diperhatikan. Jangan sampai asupannya tak diperhatikan," tambah Uus.

Gejala awal pasien itu, lanjut Uus, mulanya anak demam, panas dan selama dua hari tak berkemih atau kesulitan kencing saat sakit.

Baca juga: Tercatat 18 Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak di Bali, 12 Orang Meninggal

Jika mendapati hal demikian, tambah Uus, segera memeriksakan diri anak ke dokter atau Rumah sakit.

"Apabila jarang atau tidak berkemih atau kencing dipastikan harus cepat berobat ke RS. Paling pertama itu berkemihnya. Kalau demam, seyogyanya tidak membeli obat sendiri, tapi cepat memiksakan diri ke tenaga medis. Jangan sungkan segera mengadakan pemeriksaan ke dokter. Diharapkan masyarakat tetap tenang kalau menerima obat dari dokter, silahkan diberikan tapi sesuai aturan," ujar Uus.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 1 Oktober 2023: Siang hingga Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 1 Oktober 2023: Siang hingga Malam Cerah Berawan

Bandung
Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Bandung
Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin

Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin

Bandung
Dibantu Donatur, 2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung Akhirnya Dimakamkan

Dibantu Donatur, 2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung Akhirnya Dimakamkan

Bandung
BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023

BMKG Prediksi Musim Hujan di Bandung Raya Dimulai pada November 2023

Bandung
Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Bandung
Usai Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor: Masih ada Pedagang Nekat Jualan

Usai Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor: Masih ada Pedagang Nekat Jualan

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 30 September 2023: Sepanjang Hari Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 30 September 2023: Sepanjang Hari Cerah Berawan

Bandung
Ibu Bayi Tertukar di Bogor akan Diberi Pendampingan Psikologis

Ibu Bayi Tertukar di Bogor akan Diberi Pendampingan Psikologis

Bandung
Gagal Bertemu Pj Gubernur Jabar, Ratusan Mahasiswa Membubarkan Diri

Gagal Bertemu Pj Gubernur Jabar, Ratusan Mahasiswa Membubarkan Diri

Bandung
2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung, Belum Dimakamkan karena Tak Ada Biaya

2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung, Belum Dimakamkan karena Tak Ada Biaya

Bandung
Demo Sampah, Mahasiswa Merangsek ke Halaman Gedung Sate Bandung

Demo Sampah, Mahasiswa Merangsek ke Halaman Gedung Sate Bandung

Bandung
Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Bandung
Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Bandung
Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com