Tak hanya sampai di situ, dua bulan setelah bekerja di tempat itu, Rohimah tidak pernah berkabar dengan keluarga. Belakangan baru diketahui bahwa HP-nya disita majikan.
“Dua bulan setelah kerja, tidak ada kontak lagi setelah terakhir kontak ke adiknya minta dijemput pulang karena dipukuli majikannya, ternyata HP-nya diamankan majikannya setelah ketahuan laporan minta dijemput pulang,” katanya.
Ade Rahmat (47), yang juga Paman Rohimah menuturkan, Rohimah merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Salah satu adik perempuannya saat ini bekerja sebagai ART di Bandung. Sama seperti Rohimah, ART menjadi pilihan pekerjaan karena memang bekal pendidikan yang dimiliki hanya sampai sekolah dasar.
Namun setelah kejadian yang menimpa Rohimah, pihak keluarga trauma dan berharap tidak ada lagi anggota keluarga yang jauh-jauh ke kota dan menjadi ART. Menurut Ade, lebih baik mencari penghidupan di kampung meski peluang pekerjaan sedikit.
“Paling kalau di kampung bantu-bantu orangtuanya di kebun,” katanya.
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Garut, Rahmat Wibawa yang ditemui saat mengunjungi Rohimah mengungkapkan, memang perlu ada upaya alih profesi untuk Rohimah yang saat ini menjadi orangtua tunggal.
Karenanya, pihaknya akan berupaya melakukan asesmen bentuk bantuan yang nantinya bisa menjadi modal bagi keberlangsungan hidup Rohimah ke depan. Saat ini, Kementerian Sosial telah memberi bantuan usaha untuk membuat warung kecil di rumahnya.
“Kita coba tawarkan pelatihan-pelatihan keterampilan dan permodalan buat usaha agar tidak perlu lagi kerja jadi ART, bentuk pelatihan nanti disesuaikan dengan minat dan bakatnya,” katanya.
Baca juga: Pulang ke Garut, Rohimah ART yang Disiksa Majikannya di Bandung Barat Disambut Tangisan Sang Anak
Saat ini, menurut Rahmat pihaknya memberi kesempatan bagi Rohimah untuk beristirahat dan berkumpul bersama orangtua dan keluarganya yang lain. Jika telah siap, nanti Rohimah bisa menjalani pelatihan keterampilan yang diperlukan.
“Kita juga tadi menawarkan fasilitas rumah aman di P2TP2A Garut jika memang perlu tempat istirahat menenangkan diri dan melepas trauma, karena ada psikolog yang bisa mendampingi, tapi kita juga menghargai keinginan Rohimah untuk kumpul dengan keluarganya,” katanya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.