Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri Asal Tasikmalaya Didenda Rp 37 Juta oleh Pesantren, Pengasuh Ponpes: Sejak Awal Ada Kesepakatan dengan Orangtua

Kompas.com - 07/11/2022, 16:53 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Santri itu kan sudah di sini selama dua tahun, kami juga sudah menghitung akhirnya keluarlah angka puluhan juta itu. Tanpa ada yang dikurangi, tanpa ada yang dilebih-lebihkan," tambahnya.

Setelah denda tersebut sudah dikeluarkan dan diberikan ke pihak keluarga santri, Ibu santri langsung meminta keringanan kepada istri Haikal melalui pesan singkat.

Namun, ia meminta istrinya tidak menjawab pesan tersebut. Ini karena dia menginginkan adanya iktikad baik dari orangtua yang bersangkutan.

Paling tidak, kata Haikal, iktikad baik tersebut ditunjukkan dengan datang dan menghadap serta berdiskusi dengan pihak lembaga terkait kesepakatan yang sudah dibangun serta keringanan yang diminta orang tua santri.

"Kalau niatnya baik, dia datang ke pondok dong, hargai kita, komunikasi dulu dong. Kita ini lembaga loh, setiap lembaga punya aturan yang real. Nah, dia belum konfirmasi ke kita, ini malah main lapor-lapor. Padahal, selama dua tahun kita yang biayain anaknya sekolah," tuturnya.

Baca juga: Kabur Saat Mondok, Santri Usia 12 Tahun di Tasikmalaya Didenda Rp 37 Juta oleh Yayasan Pesantren

Bukan kali pertama kabur

Abu Haikal mengungkapkan, adanya santri yang kabur dari sebuah pondok pesantren atau sejenisnya bukanlah hal yang aneh.

Bahkan, di Pondok RQM bukan hanya IKW yang kerap kabur dan tak mengikuti kegiatan di Pondok, melainkan ada santri yang lain juga.

Berbeda dari IKW, kasus santri yang lain berujung normal bahkan baik-baik saja sesuai dengan kesepakatan yang dibangun sejak awal.

"Tapi alhamdulillah orangtua yang lain punya iktikad baik, datang ke sini, malahan minta dispensasi, ya kita berikan dispensasi. Tapi dengan syarat boleh kita kurangi, tapi jangan dicicil. Itu ada keringanan dari kita, ya kalau mau nyicil, ya enggak boleh dikurangin," sambungnya.

"Pasalnya, pas dulu wawancara di awal, pihak orangtuanya sudah menyatakan kesiapannya belajar di kami. Terus menyatakan kesiapannya jika terjadi kayak gini," tambahnya.

Haikal menambahkan, IKW kabur sebanyak tiga kali dan tak mengikuti kegiatan di pondok setelah dua tahun berjalan. Jika dilanjutkan, saat ini yang bersangkutan sudah kelas 6 SD, dia datang ke Pondok RQM kelas 3 SD.

"Iya, dia kayaknya enggak betah, terus anaknya juga agak bandel," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com