Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Ratusan Mahasiswa IPB Jadi Korban Penipuan hingga Diteror Penagih Pinjol

Kompas.com - 18/11/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

 

Modus penipuan baru?

Lebih lanjut, Ferdy menjelaskan bahwa persoalan utama dalam perkara ini bukanlah tentang pinjol, melainkan adanya penipuan bisnis online.

“Hanya memang modus yang dipergunakan mengarahkan para korban ini untuk meminjam di aplikasi pinjaman online, karena kan memang sebagian besar mahasiswa karena tak punya modal diarahkanlah untuk meminjam online dengan janji bagi hasil 10 persen dan pembayaran pinjaman tersebut nanti akan dibayarkan oleh si terlapor ini,” kata Ferdy.

“Kurang lebih hampir sebagian besar modusnya seperti itu,” imbuhnya kemudian.

Senada, Ketua Satgas Waspada Investasi di OJK Tongam Lumban Tobing mengungkap apa yang terjadi dengan mahasiswa IPB, dan sejumlah korban lainnya, bukanlah terkait pinjol secara langsung, melainkan penipuan pembelian barang fiktif.

“Informasi yang kami peroleh sampai saat ini, bahwa aplikasi yang memberikan pinjaman bukan pinjol tetapi perusahaan pembiayaan (multi finance), jadi bukan peer to peer lending, tetapi pembiayaan pembelian barang dari perusahaan multi finance, yang ternyata barangnya fiktif, tetapi uangnya mengalir ke pelaku,” jelas Tongam.

Baca juga: Klarifikasi IPB soal Kabar Ratusan Mahasiswa Disebut Terlibat Pinjol

Lebih jauh Tongam menjelaskan bahwa dugaan penipuan yang dilakukan pelaku adalah dengan kedok menawarkan kerja sama usaha penjualan di toko online miliknya dengan imbal hasil 10% per transaksi.

Pelaku kemudian meminta mahasiswa membeli barang di toko online pelaku. Jika mahasiswa tidak mempunyai uang, maka pelaku meminta mahasiswa meminjam secara online.

“Uang hasil pinjaman tersebut masuk ke pelaku, tapi barang tidak diserahkan ke pembeli, atau pembelian secara fiktif dari toko online pelaku,” ungkap dia.

Pelaku berjanji akan membayar cicilan hutang dari pemberi pinjaman tersebut, sehingga mahasiswa tertarik untuk ikut berinvestasi.

Dalam perkembangannya, pelaku tidak memenuhi janjinya untuk membayar cicilan hutang, sehingga tenaga penagih melakukan penagihan kepada mahasiswa sebagai peminjam.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Terjerat Pinjol, IPB Koordinasi dengan OJK

“Ini memang merupakan modus penipuan baru ya, di mana pelaku ini dan mahasiswa yang ikut di sana sepakat bahwa terjadi seolah-olah pembelian barang, karena pada saat melakukan pembelian barang mereka menyampaikan informasi kepada platform bahwa barang sudah diterima, ternyata dalam faktanya tidak diterima," ujar dia.

“Jadi ada kesepakatan seperti itu yang memang kami katakan ini adalah modus baru di mana para korbannya menyetujui sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, di mana korban-koban ini tidak menerima barang, tetapi di aplikasi disebutkan menerima barang,” jelas Tongam.

Semestinya, tegas Tongam, para mahasiswa mewaspadai sejak awal penipuan yang mereka alami sebab, selain pemberian bonus 10% yang menurutnya tidak masuk akal, juga ajakan pelaku agar para mahasiswa menyampaikan informasi yang keliru.

“Ajakan dari pelaku penipuan ini supaya mereka menyampaikan informasi bahwa mereka sudah menerima barang, padahal barang itu tidak diterima, seharusnya diwaspadai sejak awal bahwa ini adalah penipuan,” kata dia.

Baca juga: 311 Mahasiswa Bogor Terlibat Pinjol, Rektor IPB: 116 Mahasiswa Kami

Literasi keuangan digital minim

Ilustrasi pinjol, Mahasiswa IPB diminta menjaga 2 benda penting agar tidak terjerat pinjol. Shutterstock/Melimey Ilustrasi pinjol, Mahasiswa IPB diminta menjaga 2 benda penting agar tidak terjerat pinjol.
Peneliti Institute for Development, Economic and Finance (INDEF), Nailul Huda, memandang banyaknya mahasiswa yang menjadi korban penipuan ini lantaran minimnya literasi keuangan digital.

Para mahasiswa, menurut Nailul, tak menyadari bahwa setiap investasi memiliki risiko. Jika terjadi suatu hal, risiko bisa berubah menjadi kerugian bagi investor.

“Kalau uang investasi itu didapat dari pinjaman, itu semakin rugi banget, karena mereka tidak mendapat apa-apa tapi harus membayar uang tersebut ke lembaga pinjol beserta bunganya,” jelas Huda.

“Ini akhirnya sudah jatuh, tertimpa tangga pula,” katanya kemudian.

Kasus yang menimpa ratusan mahasiswa IPB ini, menurut Huda, menjadi pelajaran bagi masyarakat agar perlu mengenali risiko investasi dan jangan menggunakan uang dari hasil meminjam.

“Jangan-jangan mahasiswa ini kemampuan bayarnya kurang, tapi mereka tetap pinjam di pinjol dengan iming-iming mendapatkan keuntungan yang relatif besar,” ujar Head of Center Innovation and Digital Economy di INDEF tersebut.

Baca juga: Kronologi Ratusan Mahasiswa IPB Terlibat Pinjol, Berawal dari Tawaran Bisnis Online, Dijanjikan Keuntungan 10 Persen

Adapun menurut laporan Status Literasi Digital di Indonesia 2021, indeks literasi digital Indonesia naik tipis dari 3,46 pada 2020 menjadi 3,49 pada 2021 dari skala 1-5.

Artinya, secara umum tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level "sedang".

Di sisi lain, secara keseluruhan, kemampuan dan budaya digital Indonesia membaik, sedangkan etika dan keamanan digital melemah.

Ini berarti bahwa orang Indonesia lebih mempertimbangkan perasaan pembaca dari suku/agama/pandangan politik yang berbeda dan mereka lebih baik dalam memeriksa ulang informasi dari internet dibandingkan tahun sebelumnya.

Humas IPB, Yatri Indah Kusuma Astuti, mengakui bahwa mudahnya para mahasiswa terpikat dengan janji manis investasi ini karena minimnya literasi keuangan.

Maka dari itu, untuk selanjutnya, rektorat IPB akan memberikan literasi keuangan bagi mahasiswa baru.

Baca juga: Diduga Banyak Mahasiswa IPB yang Terlibat Pinjol tapi Malu Melapor, Warek: Kami Buka Help Desk

“Kalau khusus untuk yang korban ini, pasti akan dapat bimbingan khusus dan OJK sudah menyampaikan bersedia untuk membimbing mereka, sembari menyelesaikan masalah,” jelas Yatri.

“Rasanya memang saat ini literasi keuangan, terutama yang digital, sangat diperlukan anak-anak muda supaya jangan terlalu mudah menggampangkan pinjam uang, padahal dirinya sebetulnya belum bisa produktif untuk membayar cicilannya,” lanjutnya.

“Ini kelemahan dari anak-anak mahasiswa kami sehingga akhirnya Pak Rektor memprogramkan untuk literasi keuangan. Jadi nanti mahasiswa baru langsung dapat literasi keuangan.

Pada Selasa (15/10/2022) lalu, rektorat telah bertemu dengan seluruh korban untuk berdialog dan mendalami kasus penipuan yang dialami mahasiswanya.

Baca juga: IPB Bentuk Tim Khusus Tangani Ratusan Mahasiswa IPB yang Terjerat Pinjol

Dia mengatakan pihak rektorat saat ini tengah menyiapkan bantuan hukum untuk mahasiswanya yang tidak berdaya menghadapi kasus-kasus semacam ini.

“Karena akhirnya kasus seperti ini kan akan masuk ke ranah hukum.

Sementara, Ketua Satgas Waspada Investasi OJK, Tongam Lumban Tobing, berkata akan melakukan sosialisasi investasi ilegal untuk menghindari korban lain dan menyampaikan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa yang jadi korban penipuan tersebut.

“Masyarakat diminta untuk waspada terhadap penawaran investasi yang tidak legal dan imbal hasilnya tidak logis,” cetusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com