Selepas bencana, Ari memilih bertahan bersama keluarga dan warga lain di tenda darurat yang didirikan di depan rumahnya.
Tidak jauh dari lokasi tenda darurat itu, seorang perempuan paruh baya sedang mengais barang di antara reruntuhan bangunan.
“Lagi cari uang, ada Rp 7 juta di rumah. Tapi belum ketemu, susah ambilnya,” ucap dia dengan mata berkaca.
Baca juga: 3 Warga Pengadang Mobil Relawan Pembawa Bantuan Korban Gempa Cianjur Minta Maaf
Di perkampungan itu terlihat tenda-tenda darurat terpasang di halaman rumah, termasuk di areal pekuburan.
Di sana, ratusan warga dari dari dua kedusunan mengungsi dan masih bertahan.
Dede (45), ketua RT setempat menceritakan, terpaksa tinggal di lahan kuburan karena tidak ada lagi lokasi yang bisa dijadikan tempat mengungsi.
Akibat gempa kemarin, Dedeh menyebutkan ada 15 warga meninggal, dan telah dimakamkan.
“Listrik mati, air susah. Warga terutama anak-anak juga sudah mulai mengeluhkan sakit,” ucap Dede.
Baca juga: Ridwan Kamil Dapat Tawaran Ilmu Hadapi Gempa dari Jepang
Dede bersama warganya berharap mendapatkan bantuan logistik seperti sembako, selimut, kaus kaki, popok, dan tikar.
“Sudah dua malam gelap gulita karena listrik mati. Penerangan paling dari handphone, itu pun harus nge-cas dulu ke kampung lain,” imbuhnya.