“Rinciannya, pengungsi laki-laki 54.781 orang, perempuan 59.902 orang, ibu hamil ada 1.640 orang, pengungsi lansia 7.453 orang, dan penyandang disabilitas sebanyak 147 orang,” ungkap dia.
Sementara korban luka berat yang masih menjalani perawatan di semua rumah sakit di Cianjur, disebutkan Budhi, terus berkurang.
“Saat ini tinggal tersisa 44 orang dari jumlah korban luka berat sebanyak 593 orang,” imbuhnya.
Untuk kali ketiga Presiden Joko Widodo menyambangi Cianjur pascagempa. Jokowi sebelumnya melakukan kunjungan pada 22 dan 24 November 2022.
Salah satu agendanya kali ini untuk meninjau lokasi relokasi di Kampung Pasirsembung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur.
Jokowi optimistis, proses pembangunan hunian tetap (huntap) tahap awal sebanyak 200 unit di area relokasi tersebut rampung akhir tahun ini.
“Untuk yang 2.000 unit kira-kira sebelum Lebaran (selesai dibangun), insya Allah," kata Jokowi kepada wartawan di lokasi relokasi, Senin (5/12/2022).
Komplek huntap dengan konsep dan konstruksi anti gempa ini disebutkan Jokowi, diprioritaskan bagi korban atau warga paling terdampak yang tinggal di episentrum atau pusat gempa.
"Lainnya akan dibangun di tempat yang sama dan diberi bantuan Rp50 juta, Rp25 juta, dan Rp10 juta," ujar Jokowi.
Jokowi menyampaikan, bantuan untuk pembangunan kembali rumah warga yang rusak terdampak gempa akan mulai diberikan Kamis (8/12/2022) pekan ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, dalam dua pekan terakhir pascagempa M5,6 Cianjur terjadi 387 gempa susulan.
Namun, tren gempa susulan diprediksi akan menurun dalam sepekan ke depan dengan intensitas yang semakin jarang dan peluruhan energi yang signifikan.
"Kita prediksi seminggu ini berakhir meskipun masih ada potensi 1-2 kali gempa susulan per harinya," kata Kordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Bandung Virga Librian kepada Kompas.com, di Cianjur.
Menurut Virga, even gempa susulan merupakan siklus yang normal pada kejadian bencana gempa bumi.
Hal ini berkaca pada kejadian sebelumnya yang juga mengalami hal serupa, seperti gempa Yogyakarta 2006 dan Lombok 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.