Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Gang Raden Jibja, Kampung Kaligrafinya Bandung

Kompas.com - 03/01/2023, 11:26 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Julukan Bandung sebagai kota kreatif bukan isapan jempol semata. Salah satu bentuk kreativitas warga Bandung terlihat di Gang Raden Jibja, Kota Bandung.

Gang Raden Jibja itu berada di RW 02 Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.

Di sana, dinding-dinding rumah dipenuhi hiasan kaligrafi dari potongan hadits, ayat Al Quran, dan Asmaul Husna. Dinding gang pun diubah layaknya kanvas yang ditaburi seni kaligrafi.

Baca juga: Buteka, Kerajinan Bunga Kering yang Estetik dari Karawang

Tak heran bila gang sepanjang 500 meter ini kerap membuat pengunjung kagum dengan hiasan kaligrafi.

Semua hasil karya tersebut merupakan hasil kolaborasi antara perajin kaligrafi, Aam Jamaludin yang tinggal di Gang Raden Jibja dengan warga sekitar termasuk pemuda Karang Taruna.

Tokoh Masyarakat RW 02 Gang Raden Jibja, Atun Hadiatun (72) mengatakan, awal mula ide tentang mural kaligrafi muncul saat akan mengikuti perlombaan kampung KB (Keluarga Berencana) yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

Berbekal dari kondisi lingkungan yang kental dengan kegiatan keagamaan, maka ia bersama rekan-rekan lainnya mengusung konsep kampung mural kaligrafi.

Baca juga: Nikmatnya Baso Aci Ceu Oon Tasikmalaya, 3 Jam Habis 300 Porsi, Berikut Lokasi dan Harganya

"Di gang (Raden Jibja) ini banyak pengajian, makanya kampung kaligrafi. Semua dikerjakan oleh Karang Taruna, para pemuda, dan pakar kaligrafi, dua orang guru di gang ini," ujar Atun dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Dia menjelaskan, proses pembuatan kaligrafi di sepanjang jalan tersebut sudah dilakukan sejak Februari 2021.

Bahan-bahan yang digunakan terbilang sederhana. Seperti kapur papan tulis, kuas, cat tembok, dan gabus. Semua bahan hasil swadaya masyarakat.

Berkat keunikannya itu, Gang Reden Jibja banyak dikunjungi masyarakat bahkan dari luar Kota Bandung.

"Sudah ada kunjungan dari berbagai daerah, mereka bilang kelas kaligrafinya bagus. Terakhir, datang Kepala Dinas KB dari Makassar," katanya.

Ditemui di tempat yang sama, Aam Jamaludin (41), perajin kaligrafi mengaku, kemampuan membuat kaligrafi diperoleh saat belajar di salah satu pondok pesantren di Tasikmalaya.

Ia mengatakan, mural kaligrafi dibuat untuk lebih mendekatkan bacaan Al Quran dengan masyarakat.

"Kami mencoba menyatukan fungsi kaligrafi yang religi untuk kehidupan masyarakat," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com