Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tian dan Lukman, Pasangan Pemain Barongsai yang Mengedepankan Toleransi

Kompas.com - 23/01/2023, 20:16 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Riuh tepuk tangan membuat Tian Yonata (20) dan Lukman Arif (18) terus membuat atraksi barongsai yang memukau.

Decak kagum serta teriakan penonton Rumah Sakit (RS) Unggul Karsa Medika (UKM) semakin membuat pasangan atraksi barongsai itu unjuk gigi.

Alunan musik drum, gong, serta gembrengan membuat atraksi meraka semakin menjadi hingga membuat singa barongsai berwarna merah itu tampak seperti hewan asli yang lincah.

Semua properti yang disediakan RS UKM tersentuh dan menjadi mediator permainan mereka.

Baca juga: Kala Jan Ethes Takut Lihat Barongsai di Acara Jalan Sehat 1 Abad NU, Enggan Lepas Gandengan Jokowi

Menjadi seorang pemain barongsai merupakan cita-cita keduanya sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Rasa kagum mereka akan barongsai tak hanya soal filosofis yang melekat pada barongsai atau budaya yang melatarbelakanginya. Lebih dari itu, ada semangat melestarikan budaya dan toleransi yang harus dijaga oleh keduanya.

Lukman mengatakan, sejak pertama melihat atraksi barongsai saat masuk duduk di bangku SD, dia langsung tertarik ingin mempelajarinya.

Siswa yang masih mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Profita Kota Bandung ini pun harus pintar-pintar membagi waktu berlatih barongsai dengan belajar.

"Awal tertarik karena lihat orang main barongsai, suka pengen. Pertama lihat barongsai waktu SD sama ayah suka dibawa-bawa kalau ada cap go meh," katanya ditemui usai menghibur pasien di RS UKM, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Senin (23/1/2023).

Bagi Lukman, beratraksi meliukkan badan dengan menggunakan kostum barongsai bukan hal mudah. Latihan demi latihan terus dilakukan Lukman hingga mengalami cedera dan kadang ingin menyerah.

"Kalau cedera lama enggak pernah. Cuma engkel doang. Pemanasan juga penting kalau mau mulai latihan atau pagelaran seperti tadi," jelasnya.

Latihan fisik, kata dia, menjadi kunci utama agar bisa melakukan posisi sempurna dalam sebuah pertunjukan. Selain itu, melatih gerakan bak seorang penari juga tak kalah penting.

"Latihan fisik yang berpengaruh. Seminggu berapa kali untuk latihan fisik sama latihan gerakan juga. Nggak mudah jadi gerakan-gerakan itu, apalagi kalau saya mah dari SD," terangnya.

Tiga ekor Singa Barongsai beratraksi di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM) yang berada di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin (23/1/2023) pertunjukan tersebut sengaja di gelar pihak RS UKM untuk merayakan hari raya Imlek bersama karyawan, pasien dan direksi RS UKM.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Tiga ekor Singa Barongsai beratraksi di Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM) yang berada di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin (23/1/2023) pertunjukan tersebut sengaja di gelar pihak RS UKM untuk merayakan hari raya Imlek bersama karyawan, pasien dan direksi RS UKM.

Bak seorang atlet bela diri, Lukman mengatakan, latihan fisik untuk pemula harus dimulai dengan memperkokoh posisi kuda-kuda. Pasalnya, kekuatan kuda-kuda akan sangat bermanfaat bagi pasangan pemula.

"Kalau fisik kaya kuda-kuda, kekuatan tangan, dan kaki. Soalnya biar nggak gampang sakit juga," ujar dia.

Sementara sang partner, Tian Yonata menambahkan, untuk menguasai gerakan awal barongsai membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan. Jika sudah berpengalaman, gerakan awal ini bisa dikuasai dalam waktu satu minggu.

"Kurang lebih 2 atau 3 bulan. Tergantung kitanya, kaya mau lebih maju atau tetap terus monoton. Paha satu, paha dua, kepala, itu basic sebenarnya. Pengembangannya bisa ditambahin yang salto juga," ujar Tian.

Kendati sudah menguasai beberapa teknik, namun Tian menyebut hal yang paling sulit adalah memanfaatkan fasilitas yang ada di panggung sebagai alat atraksi. Pasalnya, untuk bermain menggunakan fasilitas diperlukan keahlian dan kehati-hatian.

"Kalau lebih sulit itu main meja, main patok, suka diperlombakan juga. Patok itu pasti lama banget belajarnya. Soalnya jatuh bangunnya. Kalau basic mah seminggu dua minggu juga bisa. Asal cepat dipahami dengan prakteknya," tuturnya.

Lukman Arif (sebelah kiri) dan Tian Yonata (sebelah kanan menggunakan kacamata) merupakan pasangan pemain barongsai. Sejak pertama mengenal seni pertunjukan barongsai, keduanya sudah menumbuhkan nilai-nilai toleransi dalam bermain barongsai.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Lukman Arif (sebelah kiri) dan Tian Yonata (sebelah kanan menggunakan kacamata) merupakan pasangan pemain barongsai. Sejak pertama mengenal seni pertunjukan barongsai, keduanya sudah menumbuhkan nilai-nilai toleransi dalam bermain barongsai.

Menentukan partner

Satu barongsai dengan jenis hewan Singa diperankan oleh dua orang. Sama seperti saat Tian dan Lukman bermain untuk menghibur pasien di RS UKM.

Pemain pertama akan bertanggung jawab pada bagian depan singa, yakni kaki depan dan belakang. Sedangkan pemain kedua bertanggung jawab pada kaki belakang dan tubuh singa.

Untuk menentukan pasangan, kata Lukman, yang terpenting pemain bagian belakang harus kuat.

"Biasanya hukumnya gini, pasangan mah tergantung berat tubuh. Jadi lebih ringan di depan. Tapi ada juga lebih berat di depan, tapi yang belakangnya harus kuat," jelasnya.

Namun, hukum itu tak selamanya mutlak, dalam beberapa pertandingan, kata Lukman, ada beberapa yang menerapkan hukum berbeda.

"Waktu tanding juga ada tim mana, badannya besar, tapi mainnya hebat," tambahnya.

Kaya akan toleransi

Baik Lukman atau Tian merupakan penganut agama Islam sejak lahir. Keputusannya untuk menjadi pemain atraksi barongsai tidak melihat agama atau budaya yang melatarbelakangi lahirnya pertunjukan barongsai.

"Jadi ada semangat toleransinya lah. Kita sebagai umat islam menghargai barongsai," tutur Lukman.

Baca juga: Cerita Jan Ethes Takut Barongsai Saat Ikuti Jalan Sehat Bareng Jokowi

Sejak awal, pasangan tersebut sudah bersepakat bahwa tak penting sebuah perbedaan ketika mereka menentukan untuk menjadi seorang pemain barongsai.

Bagi Lukman, barongsai bukan hanya soal budaya, seni pertunjukan atau cabang olahraga semata. Lebih dari itu, makna persaudaraan dan rasa memiliki dan sejajar melebih segalanya.

"Yang diharapkan dari saya mah sebagai pemain barongsai adalag masyarakat itu menilai barongsai bukan cuma budaya orang Tionghoa. Saya pribadi Islam, jadi pengen memperkenalkan kalau barongsai itu udah masuk cabang olahraga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Kapal yang Mengangkut Puluhan WNA Diduga Imigran Gelap Terdampar di Sukabumi

Kapal yang Mengangkut Puluhan WNA Diduga Imigran Gelap Terdampar di Sukabumi

Bandung
Anak Presiden Maju Pemilu, Ilham Habibie: Tak Jadi Soal, asal Punya Kemampuan

Anak Presiden Maju Pemilu, Ilham Habibie: Tak Jadi Soal, asal Punya Kemampuan

Bandung
Pengusaha Fotokopi Ditangkap, Tampung Uang Judi Online Rp 356 Miliar

Pengusaha Fotokopi Ditangkap, Tampung Uang Judi Online Rp 356 Miliar

Bandung
2 Remaja Anggota Drum Band di Sukabumi Tewas Terlindas Bus

2 Remaja Anggota Drum Band di Sukabumi Tewas Terlindas Bus

Bandung
Usut Dugaan Malapraktik Puskesmas di Cianjur, Polisi Butuh Keterangan Ahli

Usut Dugaan Malapraktik Puskesmas di Cianjur, Polisi Butuh Keterangan Ahli

Bandung
Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Pujakesuma: Sejalan dengan Prabowo dan Jokowi

Dukung Dedi Mulyadi Jadi Gubernur Jabar, Pujakesuma: Sejalan dengan Prabowo dan Jokowi

Bandung
Organisasi Pendiri Golkar Dorong DPP Tetapkan Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Organisasi Pendiri Golkar Dorong DPP Tetapkan Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Bandung
Siswa SMK Tewas Dibacok, 10 Pelajar di Cianjur Ditangkap, 2 Buron

Siswa SMK Tewas Dibacok, 10 Pelajar di Cianjur Ditangkap, 2 Buron

Bandung
Abrasi Pantai di Batu Karas Pangandaran Makin Parah, Nelayan Tak Lagi Bisa Bersandar

Abrasi Pantai di Batu Karas Pangandaran Makin Parah, Nelayan Tak Lagi Bisa Bersandar

Bandung
Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, Saksi Lihat Truk Ngebut Sebelum Seruduk Kendaraan Lain

Kecelakaan Beruntun di Tol Cipali, Saksi Lihat Truk Ngebut Sebelum Seruduk Kendaraan Lain

Bandung
Anggota DPR Ragu Satgas Dapat Atasi Judi Online jJika Tak Diungkap sampai Bandar dan Beking

Anggota DPR Ragu Satgas Dapat Atasi Judi Online jJika Tak Diungkap sampai Bandar dan Beking

Bandung
Termasuk Cianjur, Bawaslu RI Petakan Daerah Rawan Tinggi Jelang Pilkada 2024

Termasuk Cianjur, Bawaslu RI Petakan Daerah Rawan Tinggi Jelang Pilkada 2024

Bandung
PSU Pemilu 2024 Kuras Anggaran, Bawaslu RI Berharap Tak Terjadi dalam Pilkada

PSU Pemilu 2024 Kuras Anggaran, Bawaslu RI Berharap Tak Terjadi dalam Pilkada

Bandung
Kecelakaan 7 Kendaraan di Tol Cipali, Korban: Tiba-tiba Dihantam dari Belakang, 'Brek'

Kecelakaan 7 Kendaraan di Tol Cipali, Korban: Tiba-tiba Dihantam dari Belakang, "Brek"

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com