Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Masjid Al Jabbar, Dana Proyek Rp 1 Triliun, Konten Rp 15 Miliar hingga Tudingan Titipan

Kompas.com - 06/02/2023, 15:08 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Masjid Al Jabbar yang dibangun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dari uang negara menuai polemik dari sejak peresmiannya.

Polemik tersebut mulai dana yang nilai fantastis, anggaran konten yang besar hingga masalah lelang tender.

Dana fatnastis dari APBD

Polemik pertama adalah terkait dengan anggaran proyek senilai Rp 1 triliun. Dana yang fantastis itu menuai kontroversi, terutama di kalangan netizen.

Warganet mempersoalkan dana besar itu untuk membangun masjid mewah, sementara infrastruktur transportasi di Jawa Barat masih memprihatinkan.

Baca juga: Bocah 4 Tahun Jatuh dari Balkon Masjid Al Jabbar, Ada Celah 30 Cm antara Pagar dan Lantai

Awalnya perdebatan yang dimulai oleh pemilik akun @outstanxxx itu terjadi di Twitter. Kemudian oleh Ridwan Kamil dialihkan ke Instagram miliknya, @ridwankamil dengan memposting tangkap layar pernyataan seorang netizen dan kemudian diberi keterangan tanggapan.

Dalam pernyataannya, akun tersebut menjelaskan bahwa membangun masjid itu memang perbuatan mulia, dengan berakaf jadi amal jariyah. Namun ia mempersoalkan dananya dari APBD dari pajak rakyat. Sementara rakyat itu berbagai kalangan.

"Akad & niat bayar pajak BUKAN akad & niat wakaf. Kalau di agama Islam, tdk sembarang dana bisa dipakai utk masjid," tulis akun @outstanxxx.

Ridwan Kamil pun merespons pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa memang masjid itu dibangun dari uang negara. Namun penggunaan uang negara itu adalah kesepakatan dengan musyawarah bersama rakyat dalam forum Musrenbang.

"Itulah kenapa kita memilih demokrasi. Di mana rakyat bisa menitipkan aspirasi melalui pemda atau sistem perwakilan yaitu DPR/D," tulis Ridwan Kamil.

"Masjid, Gereja, Pura semua BISA dibiayai negara selama itu disepakati eksekutif dan legislatif," lanjutnya.

Ridwan Kamil pun menyinggung pembangunan masjid Istiqlal yang dibiayai APBN sebensar Rp 7 miliar pada tahun 1961. Ia pun menambahkan bahwa daerah dengan mayoritas agama tertentu bisa membangun tempat ibadah dari uang negara (APBD/APBN).

Menurut Ridwan Kamil, pembangunan masjid Al Jabbar itu merupakan aspirasi jutaan umat Islam di Jawa Barat sejak 7 tahun lalu.

Akun @outstanxxx kembali merespons jawaban Ridwan Kamil dengan mengkritik sistem transportasi publik di Jabar yang merupakan kebutuhan masyarakat banyak masih memprihatinkan. Modernisasi dan elektrifikasi Kereta Bandung Raya yang direncanakan tahun 2013 hingga sekarang masih belum terwujud.

Ridwan Kamil kembali menjawab respons warganet itu dengan menuding bahwa yang bersangkutan hanya fokus ke masalah transportasi. Sementara urusan yang dibiayai APBD itu banyak.

Ia pun membandingkan bahwa DKI Jakarta dengan APBD Rp 80 triliun atau dua kali lipat dari Jawa Barat membangun MRT dengan dibantu APBN sebesar 50 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com