Amin Supriyono (53) owner Harmonis Babeshop asal Kota Tegal, mengaku tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan sosial ini.
Dia menilai, dengan kegiatan sosial dia dapat memberikan manfaat kepada banyak santri yang sedang menuntut ilmu. Sebab, menurutnya sedekah, tidak selalu uang, melainkan juga kebaikan.
"Sedekah, ga semuanya harus menggunakan uang. Sedekah menggunakan kebaikan cukur gratis juga, bisa. Jadi, ada saatnya bisnis, ada saatnya kita sedekah," kata Amin saat ditemui Kompas.com di lokasi.
Baca juga: Cukur Massal di Garut, Presiden Jokowi Ikut Pangkas Rambut
Hari ini, kata Amin, dia menurunkan sekitar 15 tukang cukur, yang berasal dari Komunitas nya di Tegal. Mereka telah profesional, telah dilatih, dan memiliki usaha cukur masing-masing.
Dia mengaku sangat tertarik dengan kegiatan - kegiatan sosial. Bahkan dia bersama timnya rutin keliling untuk mencukur orang tidak mampu, gangguan jiwa, dan lainnya.
Kehadirannya kali ini di pondok pesantren juga berharap ikut berkah dari Haul Pendiri Pondok Pesantren Gedongan KH Muhamad Said Cirebon.
Begitupun, Cardi Abdillah, relawan cukur asal Kabupaten Indramayu juga mengungkapkan antusiasmenya untuk ikut serta dalam kegiatan cukur massal gratis. Kegiatan ini merupakan penghormatan terhadap kyai, salah satu ulama besar di Cirebon, dan juga melestarikan tradisi baik jelang ramadhan.
Bahkan Cardi bersama teman-teman tukang cukur lainya terbiasa keliling pondok pesantren untuk cukur rambut santri.
"Kami rutin keliling pondok pesantren untuk cukur gratis kepada santri. Kami ingin memberikan yang terbaik kepada santri agar nyaman saat belajar dan mengaji di pondok pesantren," kata Cardi yang juga lulusan Pondok Pesantren Kempek Cirebon.
Baca juga: Berita Foto: Begini Ekspresi Jokowi Saat Ikut Cukur Massal di Garut
Ahmad Hisyam, koordinator cukur massal 2000 santri, menyebut, cukur massal ini merupakan satu dari berbagai rangkaian acara Haul Pendiri Pondok Pesantren Gedongan yang ke-92 .
Cukur massal kali ini menghadirkan sebanyak sekitar 30 relawan tukang cukur asal Cirebon, Indramayu, hingga Kota Tegal. Cukur massal sebelumnya sempat kuwalahan karena antusiasme santri dan warga yang sangat tinggi.
"Kebetulan di pondok pesantren gedongan ini berjumlah sekitar 2.000 santri yang mukim, maka kami beri tema cukur massal 2000 santri. Tahun kemarin kuwalahan karena hanya enam tukang cukur, sekarang 30 tukang cukur," kata Hisyam kepada Kompas.com di lokasi.