Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun Nuridi Jadi Kuli Panggul di Cirebon, Rahasia Kuatnya Satu: Istri Enggak Marah di Rumah

Kompas.com - 16/03/2023, 16:11 WIB
Muhamad Syahrial,
Farid Assifa

Tim Redaksi

"Kalau yang gede beda lagi, tergantung perjanjian awalnya aja, biasanya tawar-menawar harga. Kadang Rp 40.000, Rp 35.000, sayanya mau ya dibawa," bebernya.

Baca juga: Kisah Nuraini, Jadi Kuli Panggul Semen sejak SMP hingga Kuliah, Upah Dipakai untuk Biaya Sekolah

Tujuan pengantaran barang, dia melanjutkan, juga berpengaruh terhadap ongkos panggul. Berbeda dengan tarif bagi pelanggan yang "jauh dekat sama saja", jarak panggul barang "omprengan" sangat menentukan harga, tentu semakin jauh semakin mahal, kian dekat kian murah.

Biasanya, para pengunjung pasar meminta Nuridi mengangkut barang belanjaan mereka hingga area depan pasar, parkiran, atau tempat-tempat pengiriman barang atau ekspedisi.

"Kalau pembeli, dari (belakang) pasar ke depan, biasanya ke jalan raya, atau ke tempat-tempat pemaketan (ekspedisi), tergantung tujuan pembelinya, kadang abis belanja dikumpulin jadi satu, dimuat, kalau pembelinya dari luar Pulau Jawa biasanya langsung ke tempat pemaketan," ucap Nuridi.

"Cerita lika-liku orang buruh emang beda-beda, ada yang bawa sedikit, cuma satu karung kecil dikasih Rp 50.000, ada, bergantung orangnya sih," paparnya.

Dari becak ke VIAR

Nuridi tak hanya mengangkut barang dengan tubuhnya. Pasar yang luas, dan jarak antar barang yang jauh tentu membuatnya butuh kendaraan yang mampu menanggung beban berat.

Awalnya, dia menggunakan becak untuk mengangkut barang, tetapi sejak tahun 2012, Nuridi mulai berpaling kepada motor roda tiga yang memiliki bak untuk mengangkut barang di bagian belakangnya.

Nuridi mengaku, dia membeli motor pengangkut barang itu secara kredit. Uang muka pembelian motor saat itu didapat dari pinjaman salah seorang pelanggannya.

Bukan hanya memudahkan kerjanya, Nuridi kini juga dapat mengangkut barang lebih banyak, bahkan bisa mencapai bobot 6 kwintal.

"Jadi dari los atau lapak pedagang, barang dipanggul dinaikkan ke atas motor angkut, kemudian barang diantar ke pihak ekspedisi. Kalau dari tempat belanja manggul ke tempat pemaketan jauh, nanti badan rusak itu, kalau masih dekat dipanggul saja, kalau sudah ke depan (pasar) atau paketan-paketan (jasa ekspedisi) yang di luar pasar ya harus pakai VIAR (motor roda tiga)," terang Nuridi.

Saat masih menggunakan becak, cerita Nuridi, proses pengangkutan dan pengantaran barang pelanggannya bukan hanya lebih lama, tetapi juga berpengaruh terhadap pemasukan yang ia terima.

"Waktu masih pakai becak tuh, ya punten-punten ya, orang kan pikirannya beda-beda, pernah saya bawa dari pasar sandang Tegalgubug sampai desa Tegalgubug Lor dikasihnya Rp 2.000, hati kayak kurang nerima tapi ya gimana, ngasihnya juga sambil dilempar ke kursi becaknya, itu juga kelasnya haji orangnya tuh," kenangnya.

Usai memanfaatkan motor pengangkut barang, kini kerjanya semakin efisien, meskipun ia tetap harus mengeluarkan dana tambahan untuk keperluan bensin yang harganya semakin mahal.

Tetapi, kenaikan harga bensin tak lantas membuatnya turut mematok ongkos angkut lebih tinggi kepada pengguna jasanya.

"Enggak, majikan (pelanggan) tahunya segitu aja (ongkos angkut), cuma kan kita orang buruh yang penting kan rutin diajak menggawenya tuh, walau harga bensin naik tarif panggul tetap segitu aja, yang penting rutin, yang penting berangkat, ada penghasilan," jawabnya sembari tersenyum.

Usaha lain selalu terbentur

Meski pandemi telah berlalu, Nuridi menilai, geliat jual-beli di Pasar Sandang Tegalgubug tak kunjung normal.

Bahkan, menurutnya, perputaran uang tahun ini menurun drastis bila dibandingkan dengan masa pagebluk.

Baca juga: Kuli Panggul di Pasar Kota Solo Bakal Go Digital, Bisa Pesan Lewat Aplikasi

Pasalnya, selama masa pembatasan, pasar-pasar sandang di wilayah lain tidak beroperasi, sedangkan Pasar Sandang Tegalgubug tetap buka seperti biasa.

"Jadi yang dari daerah lain ke sini semua, ya lumayan banyak lah. Saya aja bisa buat rumah waktu gencar-gencarnya pandemi, uangnya malah kekumpul pas pandemi," ungkapnya.

Tahun 2023, penghasilan Nuridi sebagai kuli panggul menurun drastis, bahkan hingga mencapai 30-50 persen.

Dia berhitung, semasa pandemi, Nuridi bisa mengantongi uang Rp 800.000 sampai Rp 1 juta dalam sehari, kini dia hanya sanggup membawa pulang Rp 400.000 - Rp 500.000 dari kerja panggulnya.

"Saya punya bos (pelanggan) orang Kuningan (Jabar), kalau belanja bisa satu truk tiap Minggu, waktu pandemi juga masih satu truk, tahun sekarang Alhamdulillah cuma dua karung kecil belanjanya tuh," cerita Nuridi.

"Saya biasanya kalau bawa barang orang Kuningan itu bisa dapat Rp 300.000-Rp 400.000 sampe selesai, sekarang dua karung dikasih Rp 75.000, beda jauh lah," keluhnya.

Bagi Nuridi, faktor paling nyata yang membuat penghasilannya menurun tahun ini adalah maraknya transaksi online antara penjual dan pembeli.

Masyarakat yang biasanya datang langsung ke pasar, kini hanya perlu memesan barang ke penjual langganannya di Pasar Sandang Tegalgubug melalui ponsel.

Ditambah lagi, pihak ekspedisi kini menyediakan layanan jemput paket barang ke rumah konsumen, sehingga para pedagang tak perlu lagi otot Nuridi dan rekan-rekannya untuk memanggul dan mengantar barang ke tempat pemaketan.

"Tahun-tahun kemarin kan belum, pasti nyuruhnya kami-kami juga (kuli panggul)," tutur Nuridi lirih.

Dalam kondisi seperti sekarang, Nuridi mengakui bahwa penghasilannya sebagai kuli panggul tak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, namun sampai saat ini dia merasa tak ada lagi yang bisa dikerjakannya.

"Gak cukup sih, cuma mau kerja yang lain, coba-coba ikut sama saudara belajar motong bahan (kain) buat jualan orang, cuma yang ngajak ya kayak enggak niat, ya sudah, bisanya kayak gini ya sebisa-bisanya, yang penting setiap hari ada yang masuk lah walaupun kecil," kata Nuridi menolak menyerah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Terimbas Banjir Rob, Pedagang Minta Pantai Karangsong Indramayu Dibenahi

Bandung
KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

KPU Karawang Ancam Ambil Langkah Hukum Soal SK Palsu Penetapan Caleg

Bandung
Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Fakta di Balik Video Viral Bocah Gibran di Bogor Nangis Kelaparan

Bandung
Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Ingin Ulangi Kemenangan 2008, PDI-P dan PKS Jajaki Koalisi untuk Pilkada Sumedang

Bandung
Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Kisah Srikandi Tagana Lawan Stigma, Rela Tinggalkan Keluarga demi Tangani Bencana

Bandung
WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

WNA Pembunuh Mertua di Kota Banjar Divonis 16 Tahun Penjara dan Bayar Restitusi 192 Juta

Bandung
Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk 'Naik Kelas'

Cirebon Festival 2024, Ajang bagi UMKM Cirebon untuk "Naik Kelas"

Bandung
Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Sederet Fakta Baru Kasus Mutilasi di Ciamis, Tersangka Depresi Diduga gara-gara Utang Rp 100 Juta

Bandung
Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Kementan Targetkan Bantu 10.000 Pompa Air untuk Pertanian Jawa Barat

Bandung
Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Nenek 69 Tahun di Purwakarta Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Polisi: Ada Luka di Kepala

Bandung
Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Meski Harga Pupuk Subsidi Naik, Mentan Jamin Jumlahnya Tak Akan Berkurang

Bandung
Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Fortuner Mobil Dinas Polda Jabar Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudinya Diperiksa Propam

Bandung
Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Mentan Bangun Klaster Pertanian di Kabupaten Bandung, Apa Istimewanya?

Bandung
Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Pelaku Nikah Sesama Jenis di Cianjur Diduga Alami Penyimpangan Gender

Bandung
Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan 'Driver' Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Video Viral Penumpang Diduga Lecehkan "Driver" Ojol di Bandung, Polisi: Salah Paham

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com