Penyintas bencana lainnya, Omah Romlah (45) mengakui sudah empat tahun bersama suami dan satu anak memilih tetap bertahan di rumahnya. Kendati pun sebelumnya sempat tinggal juga di pengungsian.
"Kalau musim hujan dan hujannya deras kami sekeluarga mengungsi ke rumah kontrakan," aku Omah.
"Bila sudah gak hujan kembali lagi ke rumah. Karena semua perabotan masih ada di rumah," sambung dia.
Baca juga: Tanah Bergerak di Sumedang, Puluhan Rumah Retak-retak
Para penyintas bencana yang masih bertahan menghuni rumah di lokasi bencana mengaku selalu diliputi rasa takut. Karenanya, dia sangat berharap huntap segera dibangun.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan menjelaskan lahan relokasi untuk pembangunan huntap sudah ada di Blok Cimenteng, Kampung Pasirsalam.
"Lahan untuk pembangunan huntap sudah perataan tanahnya, hanya tinggal menunggu pembangunan huntap," kata Wawan.
Menurut Wawan, pembangunan huntap bagi para penyintas bencana dari Kampung Gunungbatu dikerjakan berkolaborasi dengan lembaga sosial kemanusiaan DT Peduli dengan dukungan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Begitu pula untuk pembangunan fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasum) rencananya oleh Pemkab Sukabumi.
Baca juga: Tanah Bergerak di Cianjur, Warga Diminta Mengungsi
Namun pihaknya sangat terbuka bagi lembaga sosial kemanusiaan yang akan berkolaborasi.
"Untuk pembangunan huntap mudah-mudahan bisa dimulai setelah lebaran," harap Wawan.
"Rencananya dibangun huntap sebanyak 129 unit," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.