Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Baju Bekas Impor Cimol Gedebage Bandung Kembali Buka, Pedagang: Tak Ada Buat Sehari-hari

Kompas.com - 28/03/2023, 16:25 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pasar Cimol Gedebage yang menjadi pusat perdagangan barang bekas impor di Kota Bandung kembali beroperasi, setelah tutup sementara sejak awal puasa.

Pantauan Kompas.com para pedagang di bangunan Pasar Cimol Gedebage sudah kembali beroperasi sejak pagi. 

Beberapa pedagang mulai membuka kiosnya dan menata barang dagangan mereka. Tak hanya penjual pakaian bekas saja, penjual kantong hingga sepatu pun ikut kembali beroperasi.

Baca juga: Imbas Larangan Pakaian Bekas Impor, Banyak Pedagang Pasar Cimol Gede Bage Bandung Tutup Lapak

Selain itu, para pedagang yang berada di luar bangunan pasar Cimol Gedebage juga ikut membuka kios-kios mereka.

Situasi pasar yang awal puasa sempat sepi lantaran tutup sementara, kini kembali normal. Bahkan, para pembeli dari pelbagai daerah juga mulai kembali berdatangan.

Hakim (38) salah seorang penjual celana PDL di Pasar Cimol Gedebage mengaku kembali beroperasi, lantaran butuh pemasukan.

Baca juga: Hujan dan Sampah Penyebab Banjir Gedebage, Pemkot Bandung Aktifkan Sungai Cisaranten Lama

Ia mengatakan, selama tutup dua hari, mulai dari Kamis 23 Maret hingga Jumat 24 Maret 2023, pihaknya mengalami kerugian yang cukup besar.

Meski tak menyebutkan berapa nominal kerugian yang dialaminya. Hakim mengaku merugi hingga puluhan juta rupiah karena tidak beroperasi selama dua hari.

"Sepakat dengan yang lain buka kembali, karena mau dapat masukan dari mana. Saya rugi sampai puluhan juta, buat sehari-hari enggak ada ini," katanya ditemui, Selasa (28/3/2023).

Ditanyai soal stok barang yang dijual, Hakim mengaku barang yang dijualnya merupakan stok lama.

Pasalnya, sejak larangan yang dikeluarkan Menteri Perdagangan (Mendag) dan ditegaskan Presiden Jokowi, ia mengaku sudah tidak menerima suplai barang.

"Ini stok lama, stok yang enggak habis saya pajang lagi, stok yang saya pikir enggak akan laku beberapa bulan ke belakang saya pajang aja," kata dia.

Terkait adanya larangan dan penggerebegan di beberapa tempat, termasuk di Pasar Cimol Gedebage beberapa waktu lalu.

Ia mengaku tak khawatir dan hanya bisa pasrah apabila hal itu kembali terjadi.

"Mau bagaimana lagi, kemarin aja yang 200 bal kan udah di bawa sama Polda Jabar, kalau sekarang kejadian lagi ya mau gimana pasrah aja," ucap dia. 

Hal senada disampaikan Rizaldi Akbar (34), salah seorang pedagang lainnya yang juga ikut membuka kios sejak Sabtu kemarin.

Rizaldi mengaku, tak bisa berbuat banyak di tengah kebutuhan yang mendesak. Pasalnya, kata dia, hanya berdagang celana bekas impor yang menjadi masukan selama ini untuk keluarga.

"Gila aja mau enggak buka sampai kapan, kemarin kan masih jadi sorotan jadi kita tutup, sekarang udah kondusif lah, teruskan ini penghasilan saya satu-satunya mau enggak mau saya mesti buka," kata Rizaldi.

Ia mengatakan, terlalu lama menunggu kebijakan pemerintah soal thrifthing. Sementara urusan di rumah tidak bisa menunggu kebijakan baru.

"Saya pikir pelarangan bakal ada solusinya, tapi sampai sekarang enggak ada, kebutuhan di rumah terlalu lama kalau harus nunggu kebijakan," jelas dia.

Selain itu, ia mesti mencari bekal tambahan untuk pulang kampung nanti saat Idul Fitri. Sekalipun berisiko, baginya menafkahi keluarga itu lebih penting.

"Orangtua saya juga nunggu saya di kampung halaman, saya harus cari bekel lebih, dari dulu ini doang penghasilan saya, kita semua tahu kalah sekarang ini si pakaian bekas ini jadi sorotan tapi gimana lagi," ujarnya.

Sama dengan Hakim, Rizaldi hanya memajang stok barang yang lama. Ia mengaku sisa-sisa barang yang tidak laku terpaksa harus dipajang kembali.

"Ya ini barang yang lama, kebanyakan stok lama, mudah-mudahan aja pembeli masih pada mau," tuturnya.

Sementara Hendri (43) pedagang kaos wanita yang berada di luar bangunan utama Pasar Cimol Gedebage mengaku tak bisa berlama-lama tutup.

Selain ia memiliki pelanggan tetap, ia juga mesti mempersiapkan tambahan untuk menyambut Idul Fitri tahun ini.

"Saya kan punya kampung, harus pulang kan sekarang udah enggak ada larangan pulang, setidaknya bagi kami yang orang seberang harus cari tambahan, jadi enggak mungkin kalau lama-lama tutup," tutur dia.

Sampai saat ini, sejak adanya pelarangan dari pemerintah pusat, Hendri masih menunggu solusi yang pas untuk para pedagang pakaian bekas impor. 

"Kalau ada solusi kenapa enggak, tapi sampai sekarang masih belum ada," tambahnya.

Terkait berpindah berjualan ke barang lokal, Hendri mengaku pernah melakukannya. Namun, pembeli lagi-lagi lebih memilih untuk membeli pakaian impor dengan selera masing-masing.

"Pernah kok pernah, tapi enggak berhasil signifikan, karena pembelinya udah biasa beli pakaian bekas impor," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Cegah Kasus Bayi Tertukar, Pemkab Bogor akan Beri Pembinaan ke RS

Bandung
Usai Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor: Masih ada Pedagang Nekat Jualan

Usai Kebakaran Pasar Leuwiliang, Bupati Bogor: Masih ada Pedagang Nekat Jualan

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 30 September 2023: Sepanjang Hari Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Bogor Hari Ini, 30 September 2023: Sepanjang Hari Cerah Berawan

Bandung
Ibu Bayi Tertukar di Bogor akan Diberi Pendampingan Psikologis

Ibu Bayi Tertukar di Bogor akan Diberi Pendampingan Psikologis

Bandung
Gagal Bertemu Pj Gubernur Jabar, Ratusan Mahasiswa Membubarkan Diri

Gagal Bertemu Pj Gubernur Jabar, Ratusan Mahasiswa Membubarkan Diri

Bandung
2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung, Belum Dimakamkan karena Tak Ada Biaya

2 Jenazah Terlantar di Musala Bandung, Belum Dimakamkan karena Tak Ada Biaya

Bandung
Demo Sampah, Mahasiswa Merangsek ke Halaman Gedung Sate Bandung

Demo Sampah, Mahasiswa Merangsek ke Halaman Gedung Sate Bandung

Bandung
Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Bandung
Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Bandung
Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Bandung
Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

Bandung
Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat 'Scientific Crime Investigation'

Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat "Scientific Crime Investigation"

Bandung
Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Bandung
Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Bandung
Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com