Dadang menyebutkan, edukasi yang dilakukan meliputi pemberian pemahaman kepada ibu balita di tiap posyandu maupun puskesmas.
"Untuk edukasi itu, ibu yang memiliki balita rentang umur 0-6 tahun untuk diberikan air susu ibu (ASI) ekslusif dan pemberian ASI ini kami wajibkan. Kami juga berikan pengetahuan kepada ibu dan keluarga sehingga mereka memiliki komitmen. Karena pada rentang umur ini, merupakan usia emas. Sehingga intervensinya juga harus betul-betul kami lakukan agar nantinya tidak muncul anak stunting," sebut Dadang.
Selain itu, edukasi dari tenaga kesehatan juga terus dilakukan hingga balita mencapai usia 59 bulan.
"Selain edukasi kepada ibu, kami juga mewajibkan ibu hamil untuk melakukan kunjungan wajib secara berkala ke fasilitas kesehatan. Saat ini ada 9.000-an ibu hamil di Sumedang," tutur Dadang.
Sedangkan untuk mencegah kasus stunting baru, Dinas Kesehatan Sumedang melakukan sosialisasi dan edukasi ke sekolah-sekolah di seluruh wilayah Sumedang.
Edukasi di sekolah sudah berjalan dengan sasaran remaja putri.
"Selain edukasi, kami juga vitamin TTD (Tablet Tambah Darah) untuk rutin dikonsumsi," sebut Dadang.
Targetnya, Sumedang bisa zero new stunting atau nihil kasus stunting baru.
Dadang mengatakan, dalam upaya penanganan stunting, Kabupaten Sumedang menjadi yang terbaik se-Indonesia.
Bahkan, Presiden Joko Widodo memuji keberhasilan Pemkab Sumedang dalam penanganan stunting.
"Beberapa bulan yang lalu, Pak Presiden mengapresiasi keberhasilan Pemkab Sumedang dalam penanganan stunting ini dengan mengundang langsung Pak Bupati ke istana negara. Ini karena Sumedang dianggap berhasil menangani stunting dengan menerapkan teknologi digital menggunakan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE)," ujar Dadang.
Dadang menuturkan, keberhasilan Sumedang ini juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian Kesehatan.
Di mana, saat kunjungan ke Sumedang beberapa waktu lalu, Menkes Budi Gunadi Sadikin memuji aplikasi Sistem Pencegahan Stunting (e-Simpati) milik Sumedang.
"Saat kunjungan ke Sumedang, Pak Menteri menyatakan akan mereplikasi e-Simpati ini untuk diterapkan di 50 kabupaten/kota se-Indonesia," tutur Dadang.
Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, sangat bangga jika aplikasi stunting bisa direplikasi oleh Kementerian Kesehatan dan akan diuji coba di 50 kabupaten/kota di Indonesia.
"Kami bersyukur apa yang kami punya bisa bermanfaat untuk kepentingan lebih luas. Apalagi nanti, aplikasi kami ini akan digunakan juga oleh 50 kabupaten/kota untuk uji coba penanganan stunting di Indonesia," kata Dony dalam kesempatan mendampingi Menkes di RSUD Sumedang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.