CIANJUR, KOMPAS.com – Dampak gempa magnitudo 5.6 di Cianjur, Jawa Barat telah meluluhlantakkan hampir semua infrastruktur kehidupan, termasuk rumah ibadah.
Data pada Pusat Informasi Penanganan Bencana Gempabumi Cianjur, jumlah tempat ibadah atau masjid yang terdampak atau rusak sebanyak 269 bangunan.
Dampaknya, warga terpaksa shalat dan kegiatan keagamaan lainnya di tempat-tempat tak layak hanya beralaskan terpal.
Baca juga: Jenazah Diduga Korban Gempa Cianjur Ditemukan Tinggal Kerangka di Lokasi Longsor
Namun, para penyintas gempa kini bisa kembali beribadah dengan khusyuk sebegaimana yang dirasakan warga Kampung Barukaso Wetan, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Cianjur.
Warga yang tinggal tak jauh dari pusat gempa itu semringah karena masjid di lingkungan tempat tinggal mereka telah kembali berdiri dengan kokoh.
"Waktu gempa kemarin itu bangunannya hancur, ambruk, nyaris rata dengan tanah," kata Ahmad Jaenudin (75), tokoh agama setempat kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).
Sejak itu, dikemukakan Ahmad, aktivitas keagamaan masyarakat terhambat.
Warga terpaksa shalat di tenda-tenda darurat, dan pelaksanaan shalat berjamaah digelar di tanah lapang dengan alas terpal seadanya.
"Pengurus (DKM) dan warga lalu bangun musala dan masjid darurat dengan kondisi seadanya, sangat-sangat darurat," ujar dia.
Baca juga: Tenda Pengungsian Banjir, Uang Rp 65 Juta Milik Korban Gempa Cianjur Hanyut dan Hilang
Karena itu, Ahmad menyambut suka cita keberadaan masjid yang kini telah rampung diperbaiki atau dibangun kembali.
Disebutkan, proses pembangunannya berlangsung selama dua bulan dan telah digunakan sejak tiga pekan terakhir.
“Alhamdulillah kami bisa kembali punya masjid. Semoga menjadi ladang ibadah bagi para donatur,” ucap Ahmad.
Bangunan masjid yang berdiri di atas lahan seluas 10 x 15 meter persegi ini dibangun atas inisiatif Yayasan Ardhya Garini, yakni organisasi Istri prajurit TNI Angkatan Udara.
“Masjid ini juga merupakan jerih payah berbagai pihak yang telah turut menyumbangkan hartanya, tenaga, pikiran dan doa. Pengurus Yasarini, para siswa SMA Pradita Dirgantara, dan individu-individu yang tidak ingin disebutkan namanya,” ungkap Sondang Khairil Lubis, pengurus Yayasan Ardhya Garini usai meresmikan Masjid Jami Nurul Falah Cianjur, Senin.
“Juga pihak Karawang Peduli yang telah memfasilitasi pembangunan masjid iini, dan tentunya masyarakat yang terlibat secara fisik dalam pembangunannya,” Sondang menambahkan.
Baca juga: Baru 200 Hunian Tetap yang Bisa Ditempati Korban Gempa Cianjur Bulan Ini
Sondang berharap, masjid ini menjadi simbol terjalinnya ikatan persaudaraan, tidak hanya sesama muslim, namun juga persaudaraan sebangsa dan setanah air.
"Semoga tetap kokoh berdiri untuk selamanya sehingga dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk beribadah secara turun temurun dari genrasi ke generasi," ujar Sondang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.