Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Gantung dan Jalan Tol Jadi Opsi Atasi Kemacetan "Neraka" Jalur Puncak

Kompas.com - 24/05/2023, 22:04 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan tengah mencari solusi untuk mengatasi kemacetan di jalur Puncak, Jawa Barat.

Kepala Pusat Kebijakan Sarana Transportasi Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub RI, Gunung Hutapea mengatakan, salah satu opsi mengurai kemacetan di jalur Puncak adalah dengan membangun cable car atau kereta gantung.

Baca juga: Berkah Macet Parah di Jalur Puncak Bogor, Penjual Kopi Bisa Hasilkan Rp 500.000 Per Hari

Untuk opsi ini, Kemenhub akan berkolaborasi dengan Kementerian PUPR.

Baca juga: Terjebak One Way di Jalur Puncak, Pengendara Pilih Jalur Alternatif hingga Menginap Lagi

"Kita melakukan kolaborasi untuk memberikan rekomendasi ke Pak Menteri (Menhub) terkait hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam konteks menangani kemacetan di jalur Puncak. Tidak lupa PUPR yang akan membangun, ini kolaborasi antara Kemenhub dengan PUPR dan Komisi V DPR RI," kata Gunung saat kegiatan sosialisasi kebijakan sektor transportasi “Keselamatan Berkendara di Jalur Puncak” di salah satu hotel di kawasan Puncak Cianjur, Jawa Barat, Rabu (24/5/2023).

"Ini sinergi untuk bagaimana nanti mewujudkan rekomendasi dari bahan kebijakan dalam rangka mengurangi kemacetan di jalur Puncak, dan cable car menjadi salah satu alternatif," kata Gunung menambahkan.

Usulan tersebut, kata Gunung, sudah dilakukan kajian transportasi dari bidang sarana, prasarana dan keselamatan.

Kemenhub akan berkolaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait dan memberi rekomendasi pada Menteri Perhubungan untuk mengoptimalkan lalu lintas di jalur Puncak.

"Baketrans akan memberikan rekomendasi paling tepat dan akan dievaluasi ke depannya, saat ini yang akan dievaluasi adalah jalur mulai Bogor sampai Puncak-Cianjur. Setelah dikaji beberapa alternatif termasuk kereta gantung, nantinya tim Baketrans, PUPR, dan Komisi V DPR akan membahas lebih detail," katanya, dikutip dari Antara.

Kawasan Puncak menjadi atensi karena menjadi salah satu pusat perekonomian dan destinasi wisata andalan terutama bagi warga Jabodetabek.

Sementara, anggota DPR RI dari Komisi V, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, yang juga hadir dalam acara itu, mengatakan, kemacetan menjadi masalah krusial di jalur Puncak sehingga perlu segera dicari jalan keluarnya.

“Solusinya harus ada infrastruktur yang bisa mengurai itu. Salah satunya penggunaan cable car untuk mengurangi volume kendaraan,” kata Eem.

Solusi lainnya, disampaikan Eem, dengan membuka atau membangun jalan bebas hambatan atau tol dari Caringin Jagorawi hingga Gunung Mas.

“Termasuk menambah jaringan jalan yang tersambung dengan jalan nasional ini (jalur Puncak),” ujar dia.

Eem berharap rencana strategis tersebut bisa terwujud dalam waktu dekat sehingga masalah kemacetan di jalur Puncak bisa tertanggulangi.

“Itu solusi-solusi yang akan kita dorong agar bisa segera diwujudkan supaya masuk dalam anggaran APBN ke depan,” ucap Eem. 

Seperti diketahui, jalur puncak menjadi momok bagi para pengendara, khususnya saat akhir pekan atau hari libur.

Kemacetan bisa sampai beberapa kilometer. Bahkan, bisa berjam-jam kemacetan tidak terurai dan kendaraan sama sekali tidak bergerak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Bandung
Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Video Viral Penembak Misterius di Kota Bandung, Pelaku Mengendarai Motor

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Polisi Gerebek Markas Judi Togel di Cirebon, Omzet Rp 30 Juta Per Hari

Bandung
Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Kerugian Investasi Bodong yang Diotaki Oknum Wartawan Sukabumi Rp 5,6 Miliar

Bandung
Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Kasus DBD di Bandung Barat Meningkat, 12 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Korban Penipuan Investasi di Tasikmalaya Satroni Rumah Pelaku, Rugi Rp 52 Miliar

Bandung
Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com