Terkait biaya yang dibutuhkan untuk membangun satu halte, Panji mengaku tak mengetahuinya, namun dia memperkirakan perlu dana sekitar Rp 60 juta untuk mendirikan satu halte.
Menanggapi rencana tersebut, Wahyu Cahyadi (34), warga Pamoyanan, Kota Bandung, Jawa Barat, berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memikirkan ulang rencana pembongkaran "halte hantu" itu.
Pasalnya, Wahyu menilai, memperbaiki halte-halte yang rusak dan tak berfungsi itu bisa jadi pilihan lebih baik ketimbang merobohkannya.
Apalagi, biaya yang dibutuhkan pun mungkin akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan dana merobohkannya.
"Dibongkar makan biaya Rp 11 juta, coba diperbaiki, tak akan sampai Rp 11 juta," tutur Wahyu.
Hal senada juga diungkapkan oleh Nurmala (24), warga Karangtineung. Dia juga berharap halte-halte di Kota Bandung tak dibongkar karena selama ini kerap dimanfaatkan oleh warga untuk berteduh.
"Sayang biaya bongkarnya juga," papar Nurmala.
Menurutnya, uang yang dialokasikan untuk membongkar halte lebih baik dialihkan untuk mengurus penerangan jalan di Kota Bandung yang dianggap masih kurang.
"Dana untuk bongkar dialokasikan penerangan jalan yang masih minim," sambungnya.
Sementara itu, Koswara (28) mengaku mendukung rencana pembongkaran halte tersebut. Dia menilai, halte yang terpakai itu tampak kumuh.
"Bongkar saja, ganti sama taman. Lebih indah daripada halte kumuh tak berguna," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Puluhan Halte Hantu di Kota Bandung Segera Dibongkar, Sebagian Tak Pernah Berfungsi, Apa Kata Warga?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.