"Kalau yang lainnya saya rasa perwasitan sudah kasih BPJS semua, lalu penggajian pun bahkan kalau setahun niup 17 sampai 15 kali itu sudah standardisasi, dan ini yang kita dorong," bebernya.
Selain menyoroti kinerja wasit, pihaknya mendorong perubahan di tubuh pemain ke 12 atau supporter.
Sejauh ini, baru ada opsi pengurangan poin bagi klub yang supporternya yang berulah.
Namun, aturan tersebut, tidak dijelaskan detail bahkan cenderung tak ada di dalam BRI Liga 1.
"Lalu yang kedua mengenai suporter, memang ada dorongan sudah pengurangan poin di klub biar kapok, ya tapi kan begini, ini kan transisi ya aturan liga tidak ada itu. Tentu harus diperbaiki aturannya dan itu perlu kesepakatan antara pssi dan liga," kata Erik.
Meski supporter merupakan ranah Independen, namun pihaknya terus berupaya melakukan perubahan.
"Karena liga ini kan independen, PSSI cuman punya saham itu 1 persen, nah tapi kita dorong," ungkapnya.
Hingga kini, kata Erik, FIFA masih belum mencabut sanksi pada Indonesia terkait insiden yang melibatkan supporter.
FIFA, lanjut Erick, hanya memberikan waktu selama 2 tahun untuk Liga Indonesia bertransformasi.
"Apalagi sudah ada kesepakatan antara FIFA dengan pemerintah, pihak Kepolisian dengan liga diawasi oleh PSSI, tidak ada yang namanya suporter tandang. Karena ingat loh, peristiwa kerusuhan ini masih terjadi sekarang. Nah ini yang harus kita janga, jangan sampai kita disanksi FIFA, karena FIFA itu belum mencabut sanksi. Mereka itu kasih waktu kita 2 tahun untuk bertransformasi dan diawasi," tandasnya.
Melunasi Utang PSSI
Erik menambahkan, saat ini PSSI tengah membenahi keuangan PSSI. Di bawah kepemimpinannya, PSSI tengah mencicil hutang-hutang lama.
"Tapi kan tentu baru di awal tahun depan baru kita bisa umumukan," ungkapnya.
Soal hutang tersebut, Erik mengaku memiliki langkah sendiri yang saat ini tengah diciptakan, salah satunya adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) pemberantasan mafia.
Satgas itu, nantinya bakal difungsikan untuk memeriksa keuangan di tubuh PSSI.
"Tapi ya kita kalau memang ini tidak ada kejelasan kita akan bikin satgas aja ya. Satgas pemberantasan daripada mafia versi saya dan juga buat satgas untuk pemeriksaan keuangan supaya kelihatan siapa yang korupsi," ujarnya.
Erik tak menyebut jumlah detail hutang PSSI, hanya saja pihaknya optimis persoalan tersebut bisa selesai di bawah kepemimpinannya.
"Kan udah di umumkan sampe seratus, puyeng ga, puyeng lah," jelanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.