Meski begitu, jumlah warga yang turun untuk membersihkan sungai Cikeruh masih jauh apabila di bandingkan dengan saat Pandawara Group membersihkan pantai di Lampung.
"Oh, kita sempat nyampe di angka 3.700 orang itu waktu di Lampung, sebetulnya waktu itu 7.000 cuma di stop sama petugas karena jalannya sempit," kata Gilang.
Gilang menjelaskan, tidak memiliki target ketika proses pembersihan sungai, termasuk Sungai Cikeruh.
"Tergantung sungainya, kalau Bugel ini waktu pembersihan ke satu itu dalam dua hari, waktu itu masanya enggak sebanyak ini juga, kalau ini satu hari beres," ujarnya.
Sebagai komunitas yang saat ini kerap disebut penggerak anak muda mencintai lingkungan, pihaknya menghimbau agar masyarakat tidak hanya fokus pada pembersihan.
Dirinya menginginkan ada gerakan selanjutnya, terutama soal edukasi. Pasalnya, Gilang melihat edukasi masyarakat terkait lingkungan masih sangat minim.
"Yang pertama adalah simpel banget, sampah gak akan ada di sungai kalau enggak ada yang buangnya. Otomatis itu masih kurang sadar masyarakat yang tinggal di pelataran sungai atau hilir atau hulu, mereka bisa dengan mudah buang sampah tanpa rasa bersalah sedikitpun," katanya.
"Makanya fokus Pandawara Group itu kita ingin membangun kesadaran semua orang yang ada di Indonesia, apalagi Kabupaten Bandung atau Kota Bandung agar mereka bisa membedakan mana tempat sampah, mana sungai, pantai, mana TPA, dan mana TPS," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.