Sejauh ini, sambung Gilang, upaya mengajak anak muda untuk terjun ke dunia lingkungan cukup menantang.
Pasalnya, tidak sedikit yang masih mempertanyakan apa maksud dari Pandawara Group melakukan gerakan tersebut.
Meski demikian, kata dia, energi dari anak muda ketika terjun ke suatu persoalan cukup militan.
"Saat ini follower Pandawara Group berkisar di usia 20 sampai 30 tahun, mereka masih militan. Seperti sekarang saya apresiasi. Semoga tidak hanya sekarang tapi ada pemeliharaan dan ada program yang berkelanjutan tentang pemeliharaan sungai jadi masyarakat bisa bikin program satu minggu sekali bisa kontrol," ucapnya.
Baca juga: Nama Pantai Sukaraja di Google Map Berubah Jadi Pantai Pandawara Sukaraja
Gilang mengungkapkan, saat ini Pandawara Group membebaskan siapapun untuk terlibat dalam setiap program mereka.
Mereka tidak ingin membuat sistem pendaftaran bagi siapapun yang akan ikut terjun langsung.
"Jujur ini enggak terlalu banyak, karena bikinnya weekday, beberapa volunteer kita itu mengeluhkan kenapa dibuatnya weekday. Kita pernah buka google form ternyata jumlahnya luar biasa, sampai 1.600 lebih itu orang Bandung semua," terang dia.
Selain itu, selama ini Pandawara Group tidak pernah mengajak pihak-pihak terkait untuk terlibat dalam gerakannya, termasuk mendatang ratusan bahkan ribuan orang untuk upaya pembersihan.
Ia mencontohkan, saat upaya pembersihan Pantai di Labuan Banten dan di Lampung, bisa mendatangkan ribuan orang.
"Pantai pertama di Labuan Banten terkotor pertama, yang kedua di Bandar Lampung. Di Labuan kita dapat 1.800 orang di lokasi, kalau di Lampung 3.700 orang," ungkap dia.
Baca juga: Pandawara Group, Kelompok Anak Muda Pengungkap Parahnya Masalah Sampah
Meski saat ini tergolong menjadi komunitas yang menarik perhatian publik. Gilang tak mempermasalahkan sebutan atau panggilan kepada Pandawara Group.
"Tergantung, sering juga yang bilang konten kreator banyak juga bilang gitu. Sekarang kita banyak bikin program," jelas dia.