Seren taun adalah sebuah tradisi sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Sunda terhadap hasil panen yang telah didapat.
Dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, istilah seren taun berasal dari kata dalam bahasa Sunda, yaitu “seren” yang berarti menyerahkan dan “taun” artinya tahun. Dengan kata lain, seren taun merupakan prosesi serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun mendatang.
Upacara adat yang dilakukan setiap tahun setelah panen padi ini digelar secara rutin, dan biasanya akan diikuti seluruh warga desa. Hal ini karena seren taun dianggap layaknya hajatan kampung yang meriah, sehingga hampir semua warga akan ikut terlibat setiap acara ini digelar.
Karena keunikannya, tak jarang akan ada wisatawan yang datang untuk menyaksikan jalannya tradisi ini.
Selain seren taun, ada pula tradisi nyalin yang dilakukan masyarakat Sunda di wilayah Karawang ketika masuk waktu panen.
Dilansir dari Kompas.com, nyalin merupakan tradisi mengganti benih dengan mengambil bulir padi terbaik sebagai bibit pada musim tanam selanjutnya. Nyalin yang dilakukan secara perorangan juga dilihat sebagai etika budaya sebelum memanen.
Pada tradisi ini akan disiapkan beberapa sesaji seperti tumpeng, sayuran dan buah-buahan, kelapa, tampolong, tebu, bakakak, pusaka, gentong, pusaka, amparan samak, bubur merah dan bubur putih, parukuyan beserta arang, api dan kemenyan, serta alas lawon bodas.
Setiap sesaji yang bermakna sebagai ungkapan penerimaan kepada sang pencipta akan melengkapi prosesi ketika mantra dan doa yang dipanjatkan dengan khusyuk.
Munggahan adalah tradisi yang dilakukan masyarakat Sunda menjelang bulan Ramadhan.
Dilansir dari Kompas.com, munggahan memiliki makna berjalan atau keluar dari kebiasaan yang kerap dilakukan sehari-hari, yang secara harfiah diartikan sebagai upaya untuk naik ke bulan suci Ramadhan yang derajatnya lebih tinggi.
Tradisi munggahan dilakukan pada akhir Sya'ban dalam kalender Hijriah atau tepat sehari sebelum datangnya Ramadhan.
Munggahan dilakukan dengan berbagai cara, seperti berkumpul bersama keluarga, makan bersama, saling bermaaf-maafan, menyelenggarakan doa bersama, atau berwisata dengan keluarga. Ada juga yang mengisinya dengan berziarah atau bersedekah.
Sebagai bagian dari tradisi, masyarakat yang menjalankan tradisi ini juga akan membersihkan seluruh anggota badan dengan mandi dan keramas sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Ngadulag adalah tradisi menabuh bedug yang dilakukan masyarakat Sunda pada waktu tertentu, seperti pada bulan Ramadhan atau dalam perayaan hari besar Islam.
Dilansir dari laman jatim.tribunnews.com, ngadulag menjadi salah satu tradisi unik pada bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu karena setiap irama yang dimainkan memiliki arti tertentu.