Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan TPA Sarimukti Pasca-kebakaran Masih Tunggu Kajian ITB

Kompas.com - 08/09/2023, 13:43 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Penggunaan kembali lahan sampah pasca-kebakaran besar di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, dinilai mengundang bahaya.

Hingga saat ini, kebakaran di TPA Sarimukti belum juga padam. Kepulan asap dari beberapa zona masih membubung tinggi meski sudah lebih padam dari hari-hari sebelumnya.

Bencana longsor dan pencemaran lingkungan menjadi ancaman yang dimungkinkan terjadi jika lahan sampah bekas kebakaran seluas 16,5 hektar di TPA Sarimukti digunakan kembali untuk penampungan sampah dari Bandung Raya.

Baca juga: Pimpin Rapim, Bey Machmudin Bahas Penanganan Kebakaran TPA Sarimukti

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB sedang melakukan kajian mengenai keamanan dan potensi bahaya yang terjadi pasca-kebakaran hebat.

"Sekarang kita masih menunggu hasil kajian LPPM ITB dulu (soal penggunaan lahan pasca-kebakaran). Jadi belum bisa menentukan seperti apa," ujar Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Arief Perdana saat dihubungi, Jumat (8/9/2023).

Arief menjelaskan, untuk sementara pengelola menyiapkan lahan seluas 1,8 hektar untuk menampung sampah dari 4 daerah di wilayah Bandung Raya. Lahan itu sengaja disiapkan demi mengurai penumpukan sampah di perkotaan yang terjadi sejak dua pekan lebih.

Zona pembuangan sementara dengan luas kurang dari 2 hektar tersebut hanya memiliki daya tampung sebesar 8.689 ton. Zona pembuangan darurat ini hanya diberlakukan sampai masa status tanggap darurat bencana kebakaran TPA Sarimukti yang selesai pada 11 September 2023 mendatang.

"Kondisi sampahnya sudah sudah hampir penuh, nah untuk zona darurat diperkirakan akan penuh pada tanggal 11 September. Jadi nanti akan ditutup kalau penuh," ungkap Arief.

Setelah zona darurat penuh, Arief membuka opsi untuk menerapkan sistem pembuangan sampah pasca-kebakaran dengan membatasi pembuangan sampah di TPA Sarimukti.

Pembatasan itu berlaku untuk sampah-sampah residu dan sampah non-organik, sementara sampah organik harus diselesaikan di wilayah hulu atau di masing-masing daerah.

"Nanti TPA sarimukti akan digunakan lagi. Hanya untuk pelayanan, nanti kita tidak akan menerima sampah organik lagi," papar Arief.

Baca juga: 11 Hari Mengudara Padamkan Kebakaran TPA Sarimukti, Operasional Helikopter Water Bombing Dihentikan

Pembatasan itu diharap menjadi solusi atas persoalan daya tampung sampah di TPA Sarimukti yang kini sudah melebihi kapasitas. Secara teknis, pembatasan itu nantinya berupa pengurangan jatah buang sampah sampai 50 persen dari pembuangan di waktu normal.

"Jadi nanti akan dikurangi juga tonasenya, berlaku mulai masa darurat 25 September. Rinciannya itu Kota Bandung dari 1300 ton per hari jadi hanya 628 ton per hari, Kabupaten Bandung 128 ton, Kota Cimahi 81 ton, dan Bandung Barat 72 ton," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Bandung
Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Cerita Warga Saat Polisi Gerebek Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel Mesin di Bogor

Cerita Warga Saat Polisi Gerebek Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel Mesin di Bogor

Bandung
PKS Rekomendasikan Asep Mulyadi dan Istri Oded Maju Pilkada Bandung

PKS Rekomendasikan Asep Mulyadi dan Istri Oded Maju Pilkada Bandung

Bandung
2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com