Namun demikian, Ema tidak menampik jika masih ada fasilitas yang perlu ditambah, terutama lahan parkir. Lantraan masih minim, Ema mengimbau pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya sementara di lahan-lahan parkir yang tersedia.
"Karena lahan di sini tidak murah dan untuk membeli lahan pun tak mudah. Jadi untuk sementara kita budayakan drop off dulu. Atau pengunjung bisa memanfaatkan lahan parkir di Ciwalk atau di depan toko- toko. Kalau bus memang bukan peruntukannya, tapi mereka bisa drop off dulu," ungkapnya.
Dia berharap, ke depan ada gedung parkir ke Teras Cihampelas. Namun Ema mengakui, saat ini belum ada aset Pemkot yang bisa dimanfaatkan untuk lahan parkir.
"Semoga ke depan ada pihak ketiga yang ingin menanamkan investasi untuk gedung parkir agar bisa mengakomodasi kepentingan masyarakat," tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi menjelaskan, anggaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan Skywalk tahap 2 ini mencapai Rp. 2,75 miliar.
Menurut dia, kehadiran Teras Cihampelas tahap 2 ini dengan fasilitas-fasidiharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat Kota Bandung dan wisatawan
"Konsep area ini core and compliment. Jadi tempat ini ada untuk mengundang masyarakat berkumpul dan berkegiatan di sini. Mereka juga bisa menikmati kuliner di sini. Tentu ini luar biasa," kata Didi.
Selain itu, Didi juga menyebut kawasan ini telah dilengkapi berbagai fasilitas. Untuk keamanan, ia menyebut ada kamera pengawas yang berfungsi memantau situasi di sekitar Teras Cihampelas.
Selain itu, ada pula empat titik jaringan internet nirkabel (wifi) Diskominfo Kota Bandung yang bisa diakses dan dinikmati warga yang berkegiatan.
Didi berharap, kehadiran Teras Cihampelas dapat menjadi destinasi wisata favorit, pusat kegiatan luar ruangan, dan juga memicu terjadinya aktivitas ekonomi yang memajukan pelaku UMKM di sekitar kawasan ini.
Di tengah peresmian, para PKL Teras Cihampelas berharap selesainya Teras Cihampelas tahap 2 yang berfungsi sebagai ruang publik membawa angin segar untuk usaha mereka.
Muhammad Septian (23), pedagang topi dan ikat kepala khas Sunda berharap kehadiran pengunjung di teras Cihampelas tidak hanya ramai di awal saja seperti dulu saat mereka pindah dari bawah ke atas Skywalk.
"Harapannya pengunjung jangan ramai awalnya doang, pertengahan bubar lagi, " ungkapnya.
Sejak tahun 2017, Pria yang akrab disapa Tian ini mengaku hanya bisa bertahan dengan pendapatan yang minim. Seminggu ke belakang saja, Tian mengaku baru mendapatkan uang Rp 500.000.
"Bersihnya cuma Rp 350.000. Itu juga kalau weekend saja. Kalau hari biasa paling cuma satu atau dua yang laku. Sering juga enggak ada yang kejual sama sekali, " tuturnya.
Baca juga: Teras Cihampelas, Wajahmu Kini...
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.