CIANJUR, KOMPAS.com – Sepanjang 2023 hingga September telah terjadi tiga kali kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Kebakaran yang terjadi di sabana alun-alun Suryakencana, Senin (18/9?2023) siang menjadi yang terparah dengan lahan terdampak seluas 3 hektar.
Kepala Balai Besar TNGGP, Sapto Aji Prabowo menyebutkan, sebelumnya sempat terjadi dua kali kebakaran di dalam kawasan taman nasional ini.
“Jadi, yang kejadian ini adalah case (kasus) ketiga di tahun ini,” kata Sapto kepada Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: 500 Kg Sampah Diturunkan dari Gunung Gede Pangrango, Ada Botol Plastik Berusia 31 Tahun
Dijelaskan, kebakaran sebelumnya terjadi di blok Cisarua seluas 600 meter persegi dan di resor Sukabumi dengan luasan 800 meter persegi.
“Pemicunya rambatan dari kebun masyarakat. Namun, bisa langsung diatasi sehingga tidak sampai meluas,” ujar dia.
Menurut Sapto, dengan kondisi musim kemarau panjang seperti saat ini, seluruh kawasan TNGGP rawan kebakaran.
“Karena ada serasah-serasah sehingga saat musim kemarau, itu bisa menjadi bahan bakar,,” kata Sapto.
Baca juga: Kebakaran Padam, Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka
Sebagai langkah antisipasi, jajarannya menggiatkan patroli dengan jumlah personel yang diperkuat dan ditambah.
“Kita juga berencana untuk menambah CCTV lagi atau alat pantau di titik-titik tertentu yang kemarin cukup efektif dalam mendeteksi potensi kebakaran,” ujar dia.
“Bisa dibayangkan kalau tidak ada CCTV di atas, kita baru tahu setelah (api) membesar, sehingga tentunya sulit untuk bisa dipadamkan,” tandasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.