Bah Enjoem mengatakan, sanggar miliknya pun terdampak saat itu.
Ada juga beberapa sanggar lain sampai menjual alat-alatnya untuk menutupi kebutuhan hidup lantaran minimnya pemasukan akibat tidak adanya panggilan untuk mengisi acara.
Meski demikian, ia terus berupaya melestarikan kesenian Reak dengan membuat Sekolah Lawang yang diperuntukan untuk anak-anak hingga remaja tanpa dipungut biaya.
Dalam sekolah ini, murid-muridnya diajarkan kesenian Reak dari tingkat dasar.
"Sekolah ini, Abah buat karena prihatin lihat anak-anak yang terus main gawai selama Covid-19. Khawatir mereka (anak-anak) terpapar konten negatif yang banyak berseliweran di internet (media sosial)," ucapnya.
Selain diajarkan seni, murid Sekolah Lawang juga dikenalkan tentang menjaga alam dan lingkungan sekitar. Pasalnya, kesenian Reak sangat erat dengan budaya agraris masyarakat Sunda.
"Alat-alat kesenian Reak ini berasal dari alam. Mereka (murid) diajak ke Gunung Manglayang menanam pohon, diajarkan menjaga alam. Tentunya untuk kebaikan mereka di masa depan," kata Bah Enjoem.
Bah Enjoem mengatakan, pada Covid-19 ia tidak sampai mengalami kesulitan ekonomi karena masih bekerja di Kantor Pajak Pratama Kota Cimahi sebagai pegawai pemerintah non pegawai negeri (PPNPN).
Baca juga: Mahfud MD Bertemu dengan Seniman dan Budayawan Jabar, Bahas Persoalan Bangsa
Berbanding terbalik dengan para nayaga atau anggota sanggarnya yang rata-rata tidak memiliki pekerjaan sampingan selain mengandalkan pentas Reak.
Ia pun kemudian berinisiatif mengkritik pemerintah daerah untuk memperhatikan para seniman tradisional selama Covid-19.
"Sempat bikin tulisan kritik di Facebook kepada pemerintah karena para seniman tradisional terdampak sekali akibat Covid-19. Terus tulisan Abah di-up beberapa media massa," katanya.
"Di Agustus 2020, Pemprov Jabar melalui Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) memberikan bantuan sebesar Rp 10 juta untuk membuat pertunjukan secara virtual. Bantuan ini ada lagi di tahun 2021. Bantuan ini juga diberikan bagi seniman lainnya di Jabar," tambah Bah Enjoem.