Meski bersifat sementara, Bah Enjoem menerima bantuan tersebut. Dananya kemudian dibelikan sembako untuk para anggota sanggarnya.
Ia juga mendorong, anggota sanggarnya untuk mandiri, salah satunya memanfaatkan media sosial untuk mencari tambahan penghasilan.
"Abah ngedorong nayaga jadi YouTuber unggah video pentas Reak di YouTube, pakai Instagram sebagai alat mencari tambahan uang pas Covid-19," katanya.
Baca juga: Seniman di Malang Bikin Aksi Teatrikal Ingatkan Tragedi Kanjuruhan
Ia berharap, pemerintah daerah kedepannya bisa memperhatikan nasib para seniman tradisional bukan hanya saat Covid-19 saja.
Menurutnya, para pelaku seni tradisional ini memberikan pengaruh besar bagi kemajuan sektor pariwisata.
"Pariwisata bisa besar karena ada seni pertunjukan di dalamnya. Wisatawan tidak akan mau datang kalau mereka tidak disuguhkan kesenian tradisional. Kesenian inilah yang menjadi salah satu faktor majunya pariwisata," kata Bah Enjoem.
Konsistensi Bah Enjoem dalam melestarikan serta mengembangkan kesenian Reak ini akhirnya berbuah manis pada Agustus 2023.
Ia mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya dari Pemerintah Kota Bandung atas kiprahnya pada bidang kesenian tradisional.
Penghargaan ini tidak membuat Bah Enjoem jumawa. Bahkan ia merasa belum laik mendapatkan penghargaan tersebut.
Menurutnya yang paling penting kesenian Reak ini bisa terus ada sampai generasi selanjutnya.
"Padahal Abah belum layak dapat Anugerah Budaya masih banyak seniman-seniman lain yang memiliki potensi," pungkasnya.
Baca juga: Ganjar Sambangi Seniman Sampah Plastik di Yogyakarta
Sementara itu, Kepala Disparbud, Benny Bachtiar mengatakan, selama pandemi Covid-19 pihaknya beberapa kali memberikan bantuan kepada para seniman dan budayawan yang terdampak. Bantuan ini ada yang berupa uang hingga bahan sembako.
"Dulu kita kuatkan dalam KPED (komite pemulihan ekonomi daerah) waktu itu support, anggarannya dari Biaya Tak Terduga (BTT). Tapi sekarang bantuannya sudah tidak ada," katanya.
Untuk saat ini, Disparbud Jabar masih memberikan dukungan kepada seniman dan budayawan. Namun bentuknya bukan berupa uang, lebih pada pemanfaatan fasilitas milik Disparbud untuk membantu para seniman menggelar pertunjukan.
"Sekarang kita lebih pada bagaimana mendorong seniman dan budayawan untuk berkreasi. Kita berikan ruang bagi mereka memanfaatkan aset milik kita. Apakah untuk menampilkan pagelaran yang sifatnya berbayar atau sebagainya, kita fasilitasi," ucap Benny.