Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengusaha Tekstil Kabupaten Bandung Bertahan dari Himpitan Pasar Digital dan Impor

Kompas.com - 25/09/2023, 17:16 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Gedung usaha berukuran sekitar 30x20 meter itu terlihat sepi pegawai. Ratusan mesin produksi, mulai dari mesin jahit, mesin border, hingga mesin potong seolah seperti pajangan.

Dia mengaku baru memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara bertahap.

"Ya sekarang sekitar 50 orang yang masih bekerja di sini, sisanya sudah saya rumahkan," bebernya.

Sementara di gedung sebelah, tumpukan bahan serta hasil produksi tampak berdebu.

"Gini situasinya, paling barang yang keluar sebagian saja ke ruko atau toko yang memang butuh. Kalau, pasar domestik yang gede-gede lagi stop karena enggak laku barang di tokonya," kata Nandi.

Dipukul Pandemi

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Nandi sudah mulai merambah ke pasar online. Dia melihat market place sebagai peluang untuk mengembangkan usaha.

"Membayangkan seperti peluang, jadi saya masuk ke toko konvensional terus masuk juga ke toko online. Kalau orang bisnis kan lihatnya peluang," tuturnya.

"Dulu ada lumayan banyak pelanggan, kaya reseller atau yang baru mulai bisnis online. Kemudian yang awalnya punya toko terus jadi bikin usaha online, saya suplai," sambungnya.

Meski pernah merasakan manisnya pasar online, permintaan mulai menurun saat Pandemi Covid-19.

"Mereka itu minta partai besar, tapi dengan kualitas bahan yang pas-pasan bahkan terbilang jelek, tapi kan saya juga bisnis itu mempertimbangkan kepercayaan, agak sulit juga saya kalau harus menurunkan kualitas. Secara otomatis di masa pandemi, berkurang tuh (permintaan) karena pada nyari ke pengusaha tekstil yang lain," imbuhnya.

Pada masa Pandemi Covid-19, ia hanya menyuplai barang ke toko online sebanyak 30 persen dan sisanya ke toko konvensional.

Babak belur oleh barang impor

Belum selesai dengan tsunami harga Market Place, kini ia harus berhadapan dengan badai barang impor.

Menurut Nandi, masuknya barang impor lebih mengerikan dibanding pasar online.

"Kalau di sana (market place) katakanlah yang jual bahan itu sedikit terus hitungannya juga sama dengan beli konvensional, orang juga butuh kepercayaan, katakanlah kita masih menang. Nah, dengan adanya barang impor ini kan rata-rata barang bahan,"katanya yang hanya menjual produk jadi di market place.

Menurutnya, badai barang impor lebih terasa karena langsung menyasar produsen yang merupakan bagian dari hilir industri textile.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilu Ibu di Cirebon, Tak Dinafkahi, Jual Ponsel untuk Makan hingga Anak Depresi

Pilu Ibu di Cirebon, Tak Dinafkahi, Jual Ponsel untuk Makan hingga Anak Depresi

Bandung
2 Eks Bupati yang Pernah Dimakzulkan dan Terjerat Korupsi Kembali Maju Pilkada Garut

2 Eks Bupati yang Pernah Dimakzulkan dan Terjerat Korupsi Kembali Maju Pilkada Garut

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Bandung
Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Bandung
Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Bandung
Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Bandung
Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Bandung
Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum  Tak 'Study Tour' ke Luar Kota

Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum Tak "Study Tour" ke Luar Kota

Bandung
Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Bandung
Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Bandung
Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan 'Study Tour' Imbas Bus Terguling di Ciater

Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan "Study Tour" Imbas Bus Terguling di Ciater

Bandung
Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Bandung
Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com