KOMPAS.com - Sebanyak 32 siswa mengalami gangguan pencernaan setelah konsumsi jajanan aci mini (cimin) yang dijual pedagang di sekitar SD Negeri 3 Jati, Desa/Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat pada Selasa (26/9/2023).
Ada 11 korban rawat jalan, 14 anak dorawat di Puskesmas Sagulung, 3 anak dirawar di RS Kartini, 1 anak di Klinik Asyyida, dan 1 anak dirawat di RS Cahya Kawaluyaan (RSCK).
Sementara satu anak meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RS Dustira.
Korban meninggal adalah RNN (9), siswa SD yang memiliki riwayat penyakit bawaan atau kormobid berupa kelainan darah atau thalassemia.
Baca juga: Puluhan Murid SD Keracunan di KBB, Dinkes Duga Penyebabnya Bukan Cimin
Keracunan makanan yang dialami RNN memperparah kondisi kesehatan fisik sehingga kondisinya melemah dan meninggal dunia saat perawatan di Rumah Sakit Dustira.
Ibu RNN, Komariah (36) mengatakan, setelah anaknya mengonsumsi cimin tersebut, RNN langsung pusing, mual, muntah, dan diare hingga lemas serta tak sadarkan diri.
"Terus dibawa ke bidan, tapi bidannya enggak sanggup karena denyut nadinya sudah lemah, kata gitu, terus dibawa ke Rumah Sakit Dustira," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (28/9/2023).
Di rumah sakit, RNN langsung ditangani. Namun nyawanya tak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 23.30 WIB.
"Di Rumah Sakit Dustira ditangani, cuma mungkin itu sudah takdirnya si dede ya. Ditangani dari jam 10 malam lalu dia pulangnya (meninggal) jam setengah 12," kata Komariah.
Baca juga: Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi
Sebelum mengeluh sakit, RNN sempat bercerita sudah mengkonsumsi cimin di sekolah.
Namun ia masih belum bisa memastikan hal tersebut yang menyebabkan kondisi anaknya terus menurun.
"Kalau penyebabnya gak tahu karena keracunan atau apa, tapi saat si dede ditanya, katanya habis jajan itu cimin," ucapnya.
Saat ini Komariah dan suaminya Iwan (37) sudah ikhlas atas kepergian anaknya itu dan pihaknya memastikan tidak akan melanjutkan kasus keracunan tersebut ke ranah hukum.
"Ikhlas saja dan enggak akan membawa kasus ini ke ranah hukum, saya ikhlas karena ini sudah takdir mau bagaimana lagi, cuma sekarang tinggal sabarnya saja," ujar Komariah.
Neneng adalah salah saat guru yang menyaksikan siswanya membeli cimin di sekitar sekolahnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.