Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi dan Motif Pembunuhan Pegawai Honorer RSUD Karawang oleh Dukun Palsu Pengganda Uang

Kompas.com - 11/11/2023, 10:50 WIB
Farida Farhan,
Khairina

Tim Redaksi

S kemudian berkata kepada K tak bertemu Fredy. Esok harinya, Senin (6/11/2023), K kembali menanyakan keberadaan Fredy dan menyuruh S mencarinya. S kembali mengatakan tak menemukan jejak Fredy. 

Lalu, pada Selasa (7/11/2023) sekitar pukul 7 pagi, pemilik  kebun pisang melihat ada sesosok manusia yang dalam posisi tertelungkup. 

"Setelah dilihat ternyata sudah tidak bernyawa. Saksi  kemudian melaporkan kepada pihak kepolisian dan pihak kepolisian mendatangi TKP pukul 11.30 WIB," kata Prasetyo. 

Polisi mengungkap Fredy mati lemas karena trauma di kepala bagian belakang akibat pukulan. 

 

Penangkapan 

Setelah mendapat laporan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi mendapati sejumlah fakta. 

Tak jauh dari lokasi, polisi menemukan jejak ritual. Di tempat itu ada sejumlah alat ritual. Tak hanya itu, polisi juga menemukan motor Fredy di rumah Eno alias Abah alias S. 

Setelah digeledah, polisi pun menemukan dan menangkap S.

Setelah melakukan pengembangan, polisi kemudian menangkap Asep alias K saat sedang tertidur di rumah kerabatnya.  

"Kami tangkap tersangka pada Rabu (8/11/2023) Subuh. Sekitar 15 jam dari pelaporan. Keduanya kami bawa ke Mapolres Karawang," kata Prasetyo. 

K sempat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Karawang lantaran meminum kecubung dalam jumlah banyak.

Polisi menduga K sudah mengetahui jika kepolisian tengah melakukan penyelidikan. 

Prasetyo mengatakan, S dan K adalah ayah dan anak. K berperan membawa ke korban ke rumah S pada Sabtu (4/11/2023) sekitar pukul 17.00 WIB.

K juga berperan membuat kopi susu yang dicampur daun kecubung untuk diberikan kepada korban Fredy. 

 

Motif  

Dukun palsu ini menjanjikan kepada Fredy bisa menggandakan uang Rp 5.000.000 menjadi Rp 1 miliar. 

Adapun motif S menghabisi nyawa Fredy karena sakit hati, kesal, dan takut dengan perkataan korban yang mengancam akan melapor ke polisi. Hal itu dikatakan Fredy lantaran ritual penggandaan uang tak berhasil. 

Sebenarnya, K sudah membawa tiga orang kepada S. Namun hanya Fredy yang menyerahkan uang. 

 

Ancaman hukuman 

Atas perbuatannya, S dan K dijerat Pasal 378 KUHpidana dan atau Pasal 351 Ayat (3) KUHPidana dan atau Pasal 338 tentang Penipuan dan Atau penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia dan atau pembunuhan. 

"Ancaman hukumannya 15 tahun penjara," katanya. 

Selain menangkap kedua tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Mulai dari sebuah selang plastik, 6 lembar kertas bacaan ritual, serpihan bekas pembakaran kayu yang digunakan memukul belakang kepala, satu unit sepeda motor milik korban, tiga unit sepeda motor milik tersangka, dan sebuah golok. Kemudian juga sebuah blender yang digunakan mencampur kecubung dengan air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Pencurian Bermodus Pura-pura Jadi Tamu Syukuran Pengajian di Kota Bandung

Viral, Pencurian Bermodus Pura-pura Jadi Tamu Syukuran Pengajian di Kota Bandung

Bandung
Diungkap, Motif Pembunuhan Gadis di Kamar Kos soal Uang Kencan

Diungkap, Motif Pembunuhan Gadis di Kamar Kos soal Uang Kencan

Bandung
Kebakaran Landa Penampungan Limbah Plastik di Kawasan Industri Panyileukan Bandung

Kebakaran Landa Penampungan Limbah Plastik di Kawasan Industri Panyileukan Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Polisi Ungkap 2 Pembunuh Pria Lansia Penderita Stroke di Garut

Polisi Ungkap 2 Pembunuh Pria Lansia Penderita Stroke di Garut

Bandung
PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

Bandung
Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Bandung
Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Bandung
Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Bandung
Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Bandung
Pantai Tanjung Pakis di Karawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Tanjung Pakis di Karawang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Bandung
Libur Kenaikan Yesus Kristus, Penumpang PT KAI Daop 3 Cirebon Naik 70 Persen

Libur Kenaikan Yesus Kristus, Penumpang PT KAI Daop 3 Cirebon Naik 70 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com