Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Truk Tambang Batu di Parung Panjang Bogor yang Kian Semrawut...

Kompas.com - 12/12/2023, 20:58 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Saat itu, truk tronton yang melakukan aksi demo terguling dan menimpa pengendara motor yang sedang melintas.

Beruntung korban selamat namun ia shock karena kaki dan motornya terjepit truk tersebut.

"Jadi ada gorong-gorong atau drainase di pinggir jalan itu jeblos (ambles), jadi tumpah miring gitu karena truk tambang itu dan akhirnya yang naik motor mental lalu terjepit kaki dan motornya. Kemudian ada juga warga yang terlindas truk hari Minggu gak jauh dari sini tepatnya di Kelapa Dua, Tangerang," ucap dia.

Sementara itu, warga Cikabon, Parung Panjang, Firman mengatakan, dampak kemacetan akibat demo para sopir truk itu sangat terasa bagi warga sekitar.

Kendati begitu, aksi unjuk rasa bisa diselesaikan dengan kondusif oleh para petugas pada Sabtu malamnya. Arus kemacetan pun bisa terurai dengan baik.

"Mereka menuntut truk kosongan bisa lewat di jam-jam tertentu di siang hari dan diatur oleh petugas, karena apabila tidak bisa melintas itu membuat keterlambatan dalam pengiriman tambang ke Jakarta. Jadinya penghasilan menurun atau bisa dibilang merugi habis di jalan," ungkapnya.

Firman menjelaskan, permasalahan tersebut mutlak kesalahan pemerintah. Sebab, warga sekitar dan para sopir truk sama-sama dirugikan.

Menurut dia, awal mula permasalahan truk tambang ini karena pembangunan pemukiman dan perumahan begitu pesat. Tetapi tidak dibarengi dengan pembangunan infrastruktur jalan oleh pemerintah.

Firman yang sudah tinggal selama puluhan tahun mengaku truk tambang sudah ada dan melintas di jalan lintasan Jalan Raya Parung Panjang yang sekarang disebut jalan provinsi dengan nomor ruas 202.

Karena pesatnya pembangunan perumahan di wilayah itu, akhirnya ada penambahan penduduk dan volume kendaraan yang melintas.

Dengan kepadatan kendaraan pribadi maupun tambang, akhirnya sering terjadi kemacetan di Jalan Raya Mohammad Toha Parung Panjang.

"Tahun 90 mulai ada pengembangan pembangunan lewat perumahan. Yang disebut perumnas 1, 2, 3, dan 4. Dilanjutkan kembali pada tahun 2014, ada lagi pembangunan perumahan yang disebut Sentraland, Milenium dan banyak lah perumahan dibangun. Tapi sayangnya, pembangunan perumahan ini tidak dibarengi dengan pelebaran jalan atau solusi jalan lain," ungkap dia.

"Jadi jalannya tetap jalan utama tadi. Sehingga menimbulkan konflik permasalahan lalu lintas di sopir dan masyarakat. Solusi terbaik saat ini menurut saya ya memberikan kebijakan bisa melintas siang hari aja sambil diatur supaya mereka dapat pesanan rit. Untuk malam ya tetap ikuti Perbup melintas jam 10 malam sampai jam 5 pagi bagi truk bermuatan," tambahnya.

Terpisah, Ketua Parung Panjang Bersatu Ule Sulaeman mengatakan, pada intinya yang menjadi korban dari permasalahan ini adalah masyarakat dan sopir.

"Kesalahannya dari provinsi karena tidak segera membuat jalur truk khusus tambang. Sementara jalan provinsi ini (Jalan Raya Mohammad Toha Parung Panjang) bukan peruntukannya untuk truk tambang," beber dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Kabupaten Bandung Pastikan Tak Ada Cabup dari Jalur Independen

KPU Kabupaten Bandung Pastikan Tak Ada Cabup dari Jalur Independen

Bandung
2 Siswa Korban Kecelakaan Bus di Subang Sempat Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Study Tour

2 Siswa Korban Kecelakaan Bus di Subang Sempat Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Ikut Study Tour

Bandung
ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

ODGJ, Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi Sempat Minta Dibunuh Juga

Bandung
3 Remaja Putri di Bogor Rampok Tantenya, Korban Dipukul dan Disekap

3 Remaja Putri di Bogor Rampok Tantenya, Korban Dipukul dan Disekap

Bandung
Pelaku Pelecehan Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Pelaku Pelecehan Payudara di Bandung Serahkan Diri Usai Cabuli Pelajar

Bandung
Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Pemuda di Sukabumi Bunuh Sang Ibu, Tidur di Dekat Jasad Korban lalu Temui Tetangga Sambil Bawa Uang

Bandung
Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Polisi Ungkap Jejak Kasus Vina hingga Perburuan 3 Tersangka DPO

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Keluarga Vina Didatangi 2 Pria Misterius Sebelum Film Tayang, Takut Kasusnya Kembali Ramai

Bandung
'Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling'

"Kernet Bilang Rem Blong, Kami Panik, Istigfar, Terus Bus Terguling"

Bandung
Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Usai Bunuh Ibunya, Pemuda di Sukabumi Tidur Dekat Jasad Korban

Bandung
Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Polisi Minta Masyarakat Bedakan Fiksi dan Fakta di Film Vina: Sebelum 7 Hari

Bandung
Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Sodomi Belasan Anak, 2 Remaja di Karawang Ditangkap

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Wisata Sejarah Gedung Pakuan: Cara Reservasi Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com