Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Pameran di TPA Sarimukti, Pemuda Pancaseni Kritik Pengelolaan Sampah yang Carut-marut

Kompas.com - 28/12/2023, 15:12 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Beberapa pasang mata menatap tajam sebuah lukisan. Butuh waktu paling sedikit 5 menit berdiri di depan kanvas untuk bisa menikmati goresan dari tangan-tangan terampil para pelukis.

Kanvas itu seakan berbicara kepada setiap pengunjung yang datang ke pameran seni lukis bertajuk "Cul Weh" yang digelar di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Kamis (28/12/2023).

Di atas kanvas berukuran 100x100 sentimeter, karya seni perkawinan tinta, goresan kuas, dan persoalan sampah menjadi satu dan melahirkan lukisan bernada satire sebagai kritik atas carut-marutnya penyelesaian sampah di Bandung Raya.

Baca juga: Sampah Organik Dilarang Masuk TPA Sarimukti Per 1 Januari 2024

"Ini adalah pameran seni yang berisi kritik terhadap sampah. Rasanya tidak masuk akal saja ketika mengkritik sampah tapi di galeri mewah dan ruangan ber-AC. Jadi menurut kami mengkritik sampah ya di tempatnya langsung," ungkap Juru Bicara Pemuda Pancaseni, Alin saat ditemui di lokasi.

Pada pameran lukisan ini, Pancaseni menyuguhkan sedikitnya 8 karya lukisan yang dibuat untuk merespons berbagai persoalan sampah yang selama ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

Baca juga: Kebakaran TPA Sarimukti Padam, Status Darurat Sampah Bandung Raya Dicabut

Berbagai persoalan persampahan di TPA Sarimukti sepanjang tahun 2023 di antaranya akses landasan truk menuju zona pembuangan yang mengakibatkan antrean panjang, limbah air lindi yang mencemari sungai Citarum, dan kebakaran hebat yang sulit padam.

"Melalui karya lukis ini berbagai persoalan itu dituangkan di dalam kanvas. Ada 8 karya yang dipamerkan. Tapi ada satu karya berjudul 'Boikot Tubuh' yang dibuat keroyokan oleh 4 seniman," ucapnya.

Koordinator Pameran Lukisan, Fatal menyebutkan, pameran seni lukis kali ini ingin mengkampanyekan betapa carut-marutnya persoalan sampah baik dari hulu dalam hal ini Bandung Raya maupun di hilir atau TPA Sarimukti.

"Garis besar dari tema 'Cul Weh' itu ingin memberi pesan tentang keteledoran manusia dengan sampahnya. Sampah ini jejak manusia. Pada pameran ini kami ingin menyampaikan masih banyaknya yang lepas tanggung jawab atas sampah mereka sendiri," jelasnya.

Salah seorang pengunjung, Ibnu (27), warga Cipatat, Bandung Barat, mengaku terkesima atas keberanian kolektif seniman lukis yang berani menggelar pameran di gunungan sampah TPA Sarimukti.

"Satu kata. Keren. Mereka benar-benar berani menggelar pameran bukan di gedung mahal atau ruangan yang nyaman. Ini malah di lokasi gunungan sampahnya langsung," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com