Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

391 Rumah di Karawang Masih Terendam Banjir, 1.463 Warga Terdampak

Kompas.com, 5 Januari 2024, 19:06 WIB
Farida Farhan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.463 warga Karawang, Jawa Barat, terdampak banjir hingga Jumat (5/1/2024). Bupati Karawang mengusulkan pembangunan dinding turap baja untuk mencegah banjir akibat luapan sungai Cibeet dan Citarum.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Mahpudin mengatakan, hingga Jumat (5/1/2024) terdapat 391 rumah di dua desa yang terendam banjir. Adapun warga yang terdampak sejumlah 1.463 orang.

Kondisi banjir hingga saat ini belum surut. Ketinggian air ada yang mencapai 200 sentimeter, yakni terjadi di RT 002 dan 003, Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Kemudian juga di RT 005, Dusun Kampek, Desa Karangligar, mencapai 160 sentimeter.

Baca juga: Bupati Karawang Mutasi 75 Pejabat di Akhir Tahun, Ini Alasannya

Mahpudin memastikan seluruh warga terdampak sudah dievakuasi dan saat ini tengah mengungsi di posko pengungsian di dekat kantor Desa Karangligar.

"Kami juga sudah siapkan dapur umum serta layanan kesehatan untuk warga terdampak. Kami juga terus bersiaga untuk bersiap jika permukaan air di Cibeet dan Citarum sewaktu-waktu meninggi," kata Mahpudin di Desa Karangligar, Jumat (5/1/2024).

Baca juga: Bupati Karawang Minta Warga Tak Konvoi Saat Malam Tahun Baru

Persoalan banjir di Desa Karangligar dan Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, terjadi setiap tahun.

Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengaku telah menyiapkan langkah penanggulangan banjir di dua desa itu. Aep mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk memecahkan persoalan banjir di Karangligar.

Aep meminta pihak BBWS agar menjadikan penanganan banjir di Karawang sebagai prioritas. Aep meminta BBWS membangun sheet pile atau dinding turap baja minimal sepanjang 6 kilometer di aliran Sungai Cibeet.

Pembangunaan sheet pile bertujuan untuk meninggikan tanggul, agar ketika permukaan air di Cibeet naik tidak merendam permukiman warga.

"Namun dari BBWS menyampaikan bahwa kalau panjangnya 6 kilometer ini menjadi kewenangan Kementerian PUPR," kata Aep di Desa Karangligar, Karawang, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024).

Karena itu, kata Aep, Pemkab Karawang bersama BBWS Citarum akan menyampaikan usulan pembuatan sheet pile yang ditargetkan terealisasi pada 2025.

"Jadi saya berharap mudah-mudahan untuk air ini harus dikasih jalan, kita upayakan pencegahan supaya masyarakat tidak terbebani setiap tahun harus mengalami kebanjiran, ini yang menjadi PR kami," ujar Aep.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau