Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye di Banten, Muhaimin Beri Janji untuk Pensiunan PNS

Kompas.com - 02/02/2024, 18:23 WIB
Rasyid Ridho,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menggelar kampanye di Banten dengan bertemu para pensiunan PNS di provinsi tersebut.

Berbagai janji dikatakan pria yang kerap disapa Cak Imin ini, di hadapan massa pendukungnya.

Mulai dari janji akan menaikkan tunjangan pensiunan, menaikan gaji guru agama, hingga menghilangkan sentralisasi untuk menyejahterakan rakyat Indonesia.

"Pensiunan ini harus direncanakan selama target-target puluhan tahun, bukan lima tahun sekali."

"Sehingga pensiunan ini harus direncanakan kesejahteraannya supaya APBN kita mencukupi, tetapi tahapan kesejahteraan kita semakin meningkat," kata Muhaimin, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Muhaimin Yakin Menang di Jabar, Jakarta, dan Banten

Untuk itu, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, kata dia, -jika dipercaya memimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan- akan memperjuangkan kenaikan tunjangan pensiunan setiap tahun.

"Harus ada kenaikan tunjangan pensiun secara simultan bertahap tiap tahun tiap tahun."

"Sehingga ketika sampai kepada tingkat masa tua betul itu mereka masih punya masa depan, jaminan kesejahteraan," ujar dia.

Selain itu, Muhaimin juga menjanjikan kenaikan penghasilan bagi guru agama terutama guru ngaji. Sebab, selama ini guru ngaji seperti diabaikan oleh Pemerintah.

Menurut dia, agama menjadi pondasi penting untuk pembentukan mental dan etika anak bangsa.

"Etik itu sumbernya apa? agama. Karena itu wajib hukumnya negara memperhatikan agama, khususnya memperhatikan guru guru ngaji yang sampai hari ini terabaikan," ujar Muhaimin.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menjanjikan akan menghilangkan sentralisasi, agar tercipta pemerintahan yang adil.

"Memang lima tahun ini sentralisasinya lumayan luar biasa, kita akan luruskan sesuai dengan cita cita demokrasi," kata dia.

Baca juga: Muhaimin Sesumbar Bakal Otomatis Menang di Jakarta karena Anies

Menurut dia, sistem sentralisasi akan dikembalikan ke daerah agar pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat terwujud.

Ia mencontohkan perizinan hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat tak mampu diatur Pemerintah pusat bukan pemerintah daerah.

"Padahal yang tahu masalah kan tokoh tokoh lokal, yang mengerti problem kepemimpinan daerah, kerena apa? karena mau menguasai semuanya lagi seperti jaman dulu."

"Kita ingin kembalikan demokrasi adalah hak yag dikembalikan ke daerah," ujar dia.

Padahal lanjut Muhaimin, sistem sentralisasi sempat dihapus ketika masanya Presiden Abdurahman Wahid.

Bahkan klaim, kata Muhaimin, Presiden Wahid sampai membuat Kementerian Otonomi Daerah untuk meratakan pembangunan dan kesejahteraan.

"Ada keseimbangan dan lebih salah lagi sekarang anggarannya 80 persen pusat, dan itu bocor."

"Kita harus kembalikan 50 persen 50 persen, malah lebih bagus lagi daerah lebih banyak," kata dia.

Baca juga: Muhaimin Tantang Prabowo-Gibran Mundur seperti Mahfud MD

Jika sistem sentralisasi berlanjut akan merugikan banyak pihak, bahkan bisa terjadi praktik korupsi dari setiap proyek.

"Belanjanya itu kadang-kadang tidak sesuai dengan realitas di lapangannya."

"Petani butuh alat tertentu, malah yang dibelanjakan oleh pusat alat lainnya, karena untungnya lebih banyak di situ, ini gak boleh terjadi lagi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Pembunuhan Gadis di Kamar Kos, Pelaku Dijerat Pasal Berlapis

Kronologi Pembunuhan Gadis di Kamar Kos, Pelaku Dijerat Pasal Berlapis

Bandung
Atasi Sampah di 4 Daerah, Operasional TPPAS Lulut Nambo Dipercepat

Atasi Sampah di 4 Daerah, Operasional TPPAS Lulut Nambo Dipercepat

Bandung
Viral, Pencurian Bermodus Pura-pura Jadi Tamu Syukuran Pengajian di Kota Bandung

Viral, Pencurian Bermodus Pura-pura Jadi Tamu Syukuran Pengajian di Kota Bandung

Bandung
Diungkap, Motif Pembunuhan Gadis di Kamar Kos soal Uang Kencan

Diungkap, Motif Pembunuhan Gadis di Kamar Kos soal Uang Kencan

Bandung
Kebakaran Landa Penampungan Limbah Plastik di Kawasan Industri Panyileukan Bandung

Kebakaran Landa Penampungan Limbah Plastik di Kawasan Industri Panyileukan Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Polisi Ungkap 2 Pembunuh Pria Lansia Penderita Stroke di Garut

Polisi Ungkap 2 Pembunuh Pria Lansia Penderita Stroke di Garut

Bandung
PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

Bandung
Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Jasad Gadis Mengambang di Sungai Tegalgubug, Polisi Periksa 5 Saksi

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Korban yang Tewas di Kosan Cirebon Sedang Menunggu Panggilan Kerja dari Luar Negeri

Bandung
Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Karacak Valley di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Gadis 21 Tahun Ditemukan Tewas Dalam Kamar Indekos di Cirebon, Terdapat Luka di Kepala

Bandung
Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Airin hingga Dimyati Berebut Restu Anak Jokowi di Pilkada Banten

Bandung
Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Viral, Unggahan Aksi Pembegalan Tukang Pijit di Cicalengka, Polisi Tegaskan Murni Kecelakaan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com