Titang hafal betul bagaimana jam demi jam pergerakan tanah itu terjadi. Jauh sebelum merusak bagunan, retakan tanah sudah terjadi sejak Minggu (18/2/2024).
"Hari Sabtu sama Minggu pekan kemarin itu hujan deras dulu di sini. Waktu itu belum terasa apa-apa. Warga juga masih hidup normal beraktivitas biasa," ujar Titang.
Pergerakan tanah itu kemudian terlihat pada hari Senin (19/2/2024) pagi di pelataran sekolah. Terlihat retakan itu membentang dari ujung halaman sampai ke ruang guru.
"Semakin hari rekahannya semakin besar. Rumah saya juga kena terlihat retakan di lantai sama di tembok. Tapi warga masih belum khawatir," sebutnya.
Baca juga: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Meluas, 192 Warga Mengungsi
Tiga hari setelahnya rekahan semakin meluas bahkan mengepung permukiman warga. Jika digambarkan rekahan itu membentuk letter U mengelilingi rumah di RT 04 dan RT 03.
Sadar rekahan itu terus bergerak meluas, Titang memutuskan untuk meninggalkan rumah lebih dulu.
Ia bersama seorang istri, 1 menantu dan 3 anaknya mengungsi ke rumah tetangga yang dinilai lebih aman.
"Baru lah di hari Rabu saya dan keluarga pindah ke rumah tetangga. Kebetulan ada rumah kosong dan dibolehkan sama pemilik rumah," tuturnya.
Baca juga: BERITA FOTO: Sekolah Hancur Diterjang Pergerakan Tanah di Bandung Barat
Perkiraannya benar, rumah miliknya ambruk beberapa saat setelah ia mengungsi. Saat ini, Titang dan keluarganya sementara tidur di pengungsian di gedung Islamic Center Rongga.
"Semoga ada kejelasan dari pemerintah. Apakah harus relokasi, atau bagaimana. Insyaallah kami ikhlas menerima cobaan bencana ini," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.